JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Harga minyak dunia terus merosot. Ini membuat perusahaan-perusahaan minyak Amerika Serikat (AS) pun merugi. Ini lantaran mereka harus menjual minyaknya dengan harga yang sangat murah di tengah menurunnya konsumsi minyak.
Keluhan itu rupanya masuk ke telinga Presiden AS Donald Trump. Seperti dilansir situs reuters.com (1/5/2020), trump lalu menelepon Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman. Ia mengancam akan menghentikan bantuan militernya jika Arab Saudi melakukan perang harga melawan Rusia.
Ancaman itu berupa penarikan pasukan AS dari Arab Saudi. Tentu ini merupakan ancaman terhadap alinasi AS-Arab Saudi yang sudah bertahan selama 75 tahun.
Ancaman itu tentu mengejutkan Arab Saudi. Menurut informasi yang beredar Mohammed bin Salman memerintahkan pejabat untuk membahas ancaman tadi.
Upaya tersebut menggambarkan keinginan kuat Trump untuk melindungi industri minyak AS dari krisis harga yang bersejarah ketika pemerintah menutup ekonomi di seluruh dunia untuk memerangi virus.
Ini juga mencerminkan pembalikan kritik Trump yang sudah lama terhadap kartel minyak, yang dia jatuhkan karena meningkatkan biaya energi bagi orang Amerika dengan pemotongan pasokan yang biasanya menyebabkan harga bensin lebih tinggi.
Sekarang, Trump meminta OPEC untuk memangkas produksi. Seorang pejabat senior AS ikut mengancam pejabat Arab Saudi dengan mengatakan; “"Kami membela industri Anda saat Anda menghancurkan industri kami."