Zoom
Oleh Rihad pada hari Thursday, 28 Mei 2020 - 19:59:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Mengapa Kasus Positif Corona Melonjak di Jatim?

tscom_news_photo_1590668875.jpg
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Kasus positif virus corona (Covid-19) di Jawa Timur terus melonjak signifikan. Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto memaparkan, hingga Kamis (28/5/2020) pukul 12.00 WIB, ada penambahan 687 kasus Covid-19. Penambahan ini terjadi selama 24 jam terakhir atau sejak Rabu (27/5/2020) pukul 12.00 WIB.

"Dari hasil pemeriksaan ini, konfirmasi kasus positif sebanyak 687 orang, sehingga menjadi 24.538 orang," kata Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Kamis sore (28/5).

Penambahan kasus Covid-19 terbanyak terjadi di Jawa Timur, dengan 171 kasus baru.

Berikutnya, 116 kasus baru terjadi di Kalimantan Selatan.

DKI Jakarta juga masih mencatatkan penambahan kasus baru yang tinggi, dengan jumlah 105 kasus. Kemudian, Sulawesi Selatan mencatatkan 46 kasus baru dan Sumatera Utara 30 kasus baru.

Secara keseluruhan, DKI Jakarta masih menjadi daerah dengan jumlah penularan tertinggi yakni 7.001 kasus pasien positif Covid-19.

Kemudian, Jawa Timur mencatatkan total 4.313 pasien terinfeksi. Di Jawa Barat, tercatat 2.181 kasus Covid-19.

Data COVID 19 di Jatim

Lihat data penularan corona di Surabaya dan Jawa Timur terhitung Kamis, 28 Mei 2020 pagi. Data yang dirilis melalui akun Instagram Pemprov Jatim @jatimpemprov, Rabu (27/5/2020) malam, kurva kasus virus corona atau COVID-19 masih mengalami peningkatan.

Tercatat ada 4.112 kasus di Jawa Timur dengan wilayah terpapar paling parah yakni Kota Surabaya. Kasus COVID-19 alias virus corona di Surabaya melonjak pesat hingga mencapai angka 100 per hari.

Terhitung hingga Kamis (28/5/2020) pagi, jumlah pasien positif COVID-19 bertambah 98 orang sehingga total terdapat 2.216 kasus. Padahal hari sebelumnya, lonjakan pasien virus corona di Surabaya hanya sebanyak 23 kasus.

Sementara pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 194 dengan tambahan 1 orang.

Sedangkan pasien meninggal dunia sebanyak 200, artinya bertambah 9 orang dari data sebelumnya.

Sementara itu, data kasus virus corona se Jawa Timur mengalami perubahan.

Dari data sebelumnya, tercatat kasus virus corona mencapai 3.939 kasus dan kini menjadi 4.112 kasus. Dengan demikian kasus virus corona di Jawa Timur naik 181 kasus pada Kamis (28/5/2020) pagi.

Adapun rinciannya yakni sembuh 465 orang, dirawat 2806 orang, dan meninggal 285 orang.

Mengapa Melonjak?

Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo menyatakan tingginya kasus positif virus corona di Jatim itu, berkaitan dengan upaya pemerintah daerah yang terus meningkatkan pemeriksaan massal.

"Dalam beberapa hari terakhir ini terjadi peningkatan sejumlah kasus. Tapi juga tidak terlepas upaya pemerintah Provinsi Jawa Timur dan [Kota] Surabaya yang memperbanyak laboratorium untuk pemeriksaan," ujar Doni.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sendiri sempat mengatakan bahwa lonjakan jumlah pasien di Jatim merupakan hasil upaya Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim dan daerah yang gencar melakukan rapid test dan swab test polymerase chain reaction (PCR).

Dengan makin banyaknya kasus yang terdeteksi, maka hal itu akan menunjang kesiapsiagaan seluruh layanan medis untuk mengambil langkah antisipasi.

"Jadi sebetulnya dengan atau tanpa PSBB kalau rapid test dimasifkan dan swab dilakukan masif, tracing dilakukan secara progresif maka peta baru akan segera bisa diantisipasi sehingga kesiapsiagaan seluruh layanan medik juga bisa diantisipasi," katanya menjelaskan.

Namun ada juga pendapat yang menyatakan bahwa perilaku masyarakat belum sepenuhnya mematuhi protokol kesehatan.

Pakar epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Windhu Purnomo menilai penerapan PSBB Surabaya Raya kali ini berjalan lebih buruk daripada pelaksanaan tahap pertama lalu.

"Kalau saya melihat PSBB tahap dua, lebih buruk dari pada tahap satu," kata Windhu, kepada awak media, Senin (25/5).

Windhu mengatakan kurva kasus positif virus corona di Surabaya Raya masih terus meningkat dari hari ke hari.

Berdasarkan kajian yang pihaknya lakukan, kata Windhu, penularan virus corona di Surabaya Raya juga masih dalam tingkat mengkhawatirkan.

Perlu Usaha Keras Lanjutan

Penambahan kasus positif Corona secara berarti di Jatim menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Penambahan positif Corona di Jawa menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Presiden Jokowi meminta secara khusus untuk menjadikan Jawa Timur sebagai perhatian dalam penanggulangan penyebaran virus corona atau COVID-19.

Pasalnya, terdapat 1.646 tambahan kasus dalam kurun waktu sepekan. Tidak hanya itu, Jatim tercatat bergantian dengan DKI Jakarta menjadi provinsi dengan tambahan kasus terbanyak.

Presiden Joko Widodo meminta Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kementerian Kesehatan menjadikan Jawa Timur sebagai prioritas lantaran masih tingginya kasus COVID-19 di sana.

Presiden meminta Gugus Tugas dan Kementerian Kesehatan memasifkan tes COVID-19 serta pelacakan orang dalam pemantauan (ODP) serta pasien dalam pengawasan (PDP). Selain itu Presiden menginstruksikan Gugus Tugas dan Kementerian Kesehatan memperketat isolasi para ODP dan PDP yang terjaring.



,

tag: #jatim  #corona  #khofifahindar  #jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Zoom Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...