JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo mengatakan bahwa pemerintah perlu menggunakan ekonomi Pancasila untuk menegakkan kedaulatannya di bidang ekonomi.
Itu bakal terjadi karena tatanan ekonomi dunia terkoreksi oleh adanya pandemi COVID-19. "Saat globalisasi runtuh, ekonomi lokal otomatis mengambil haluan. Ini peluang bagi kita. Bicara ekonomi lokal, tentu tidak bisa terlepas dari sistem ekonomi Pancasila," ucap Bamsoet, panggilan politisi Partai Golkar, Sabtu (20/6/2020).
Menurutnya, sebagus apapun konsep tatanan perekonomian tak akan membuahkan hasil maksimal jika dijalankan oleh para pejabat yang tak memiliki semangat nasionalisme dan berjiwa Pancasila.
Bamsoet meyakini sistem ekonomi Pancasila mampu mengatasi tantangan bangsa, salah satunya ketergantungan akan produk impor di sektor pangan. Hal ini merupakan tantangan besar lantaran kedaulatan pangan Indonesia menurun sejak tahun 2010.
Contohnya, pert tahun Indonesia mengimpor 70% kebutuhan kedelai nasional, 12% kebutuhan jagung, 15% kebutuhan kacang tanah, 90% kebutuhan bawang putih, 30% konsumsi daging sapi nasional, 70% kebutuhan susu, buah, serta sayuran pada 2010-2013.
Bahkan untuk garam, Indonesia mengimpor separuh kebutuhan garam nasional atau sekitar 1,5 juta ton per tahun. "Padahal wilayah Indonesia sebagian besar lautan," imbuh Bamsoet.
Tak hanya itu, Indonesia juga merupakan importir gula terbesar di dunia dengan total 4,45 juta ton, melebihi Tiongkok yakni 4,2 juta ton pada tahun 2017 hingga 2018. Padahal, penduduk Tiongkok jauh lebih banyak dibandingkan Indonesia.