Oleh Givary Apriman pada hari Selasa, 30 Jun 2020 - 12:08:32 WIB
Bagikan Berita ini :

Pengamat : Marahnya Jokowi Ke Menterinya, Bisa Jadi Untuk Tutupi Kelemahannya

tscom_news_photo_1593488692.jpg
Pangi Syarwi Chaniago (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago mengatakan kemarahan Presiden Jokowi pada Menterinya bisa jadi untuk menutupi kesalahanya.

Kemarahan tersebut bisa jadi dagelan politik, mencari “kambing hitam” demi menutupi kelemahannya sebagai presiden dalam menjalankan roda pemerintahan.

"Bagaimana mungkin kita bisa mahfum bahwa kegagalan pemerintahan tertumpu pada kelemahan pembantu presiden," kata Pangi melalui pesan singkatnya, Selasa (30/06/2020).

Pangi menyebut bagaimana bisa bila presiden tidak punya strong leadership yang berkelas, apakah masih bisa mengerakkan gerigi rotari.

"Memberikan pengaruh dan energi positif bagi menterinya dan menjadi kekuatan/semangat bagi para menteri," sambungnya.

Analis Politik tersebut mengibaratkan kalau presiden dan menteri itu satu kesatuan orkestra, yang memainkan lagu dan musik secara bersama (kolektif kolegial).

"Sebetulnya ini bagian integrasi/satu kesatuan, pada dasarnya adalah bagian yang tak terpisahkan, dalam mengerakkan keberhasilan roda pemerintahan yang sedang beliau pimpin," tuturnya.

"Tempo permainan harus sama, tidak masuk akal “comman sense” tertumpu kesalahan dengan menyalahkan salah satunya aktor saja," tambahnya.

Pangi memaparkan kalau kemarahan Presiden yang dipertontonkan di ruang publik ibarat "menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri", ini adalah dagelan politik yang sedikit agak memalukan.

Menurutnya, pada saat yang sama sebetulnya presiden mengkonfirmasi/membuat pengakuan atas kegagalannya dalam memerintah/memimpin lewat kinerja menterinya yang inkompeten.

"Di sisi lain kemarahan pejabat di ruang publik seringkali dijadikan sebagai alat politik, ini adalah kesempatan bagi Jokowi untuk terus memposisikan dirinya terlihat “cuci tangan bersih" sementara pihak yang paling layak disalahkan atas ketidakmampuannya dalam menjalankan roda pemerintahan adalah para menteri yang tidak becus bekerja, bukan dirinya sebagai presiden," paparnya.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting tersebut menilai kalau langkah tersebut adalah bagian dari strategi mengeser perhatian publik, yang tadinya kinerja pemerintah yang buruk tertuju/fokus pada kelemahan strong leadership seorang presiden.

Menurutnya, setelah pidato presiden dengan judul lagu lama “jengkel” tersebut, kini kelemahan serta kegagalan pemerintahan mulai bergeser ke pembantu presiden, akibat ulah menterinya yang amburadul.

"Harapannya desain tekanan publik dari awalnya mempersalahkan presiden bergeser menyalahkan menteri," pungkasnya.

tag: #menteri-jokowi  #jokowi  #reshuffle-kabinet  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement