Oleh Alfin Pulungan pada hari Kamis, 02 Jul 2020 - 18:26:07 WIB
Bagikan Berita ini :

Temui MPR, Try Sutrisno Minta RUU HIP Diubah dari Haluan ke Pembinaan Pancasila

tscom_news_photo_1593685924.jpg
Bamsoet (kiri) bersama Try Sutrisno (kanan) (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Wakil Presiden RI ke-6, Try Sutrisno, meminta pimpinan MPR mengupayakan Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU) direvisi dari semula mengatur tentang haluan ideologi menjadi Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP).

Hal itu ia sampaikan saat bersilaturahim dengan pimpinan MPR Bambang Soesatyo bersama para purnawirawan TNI sekaligus memberikan aspirasi mereka mengenai RUU HIP di gedung MPR RI, Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Kamis, 2 Juli 2020.

"Dinamika tentang RUU HIP mencerminkan bahwa elemen masyarakat peduli atas falsafah dan ideologi. Pro kontra perlu kita pahami komprehensif dan bijaksana agar kohesif tidak terganggu," kata Sutrisno.


TEROPONG JUGA:

> Politikus PAN: Penolakan Masyarakat Jadi Alasan Logis Menghentikan Pembahasan RUU HIP


Sutrisno menjelaskan, pancasila merupakan norma yang mengatur norma lain diluar pancasila. Selainitu, kata dia, pancasila juga telah dijadikan ruh oleh pendiri bangsa ke dalam tubuh UUD 1945. Sebab itu, Undang-undang tidak selayaknya mengatur mengenai falsafah pancasila karena menyangkut asas negara.

Dirinya bersama TNI Purnawirawan lain mengatakan sepakat agar RUU HIP dilakukan perubahan, yakni direvisi menjadi RUU yang mengatur tentang pembinaan ideologi pancasila. Dengan demikian, RUU yang baru bukan lagi mengatur soal haluan tapi implementasi dan pembinaan ideologi.

"Setelah mempelajari draf RUU HIP atau pembinaan ideologi dan dinamika masyakarat. Kami sadari draf HIP perlu revisi beberapa pasal," ungkapnya.

Demo penolakan RUU HIP


Sutrisno menerangkan ada 4 alasan mengapa RUU HIP perlu diubah menjadi RUU PIP. Pertama, kata dia, sejak era reformasi masyarakat telah berpaling dari wacana pembinaan ideologi pancasila. Keadaan itu membuat Pancasila telah tidak hanya ditinggalkan, tapi juga ditanggalkan.

"Misal BP7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, red) bubar tapi nggak ada pengganti. Pelajaran pancasila mulai dari TK sampe Universitas tak lagi wajib," terangnya.

Kedua, konsekuensi dari poin pertama mengakibatkan ideologi transnasional menjadi bebas masuk ke negeri ini. Paham seperti liberalisme, radikalisme, bahkan terorisme masuk dengan bebas sehingga tatanan ekonomi dikuasai pemilik modal.

"Demikian juga paham kekhalifahan, intoleransi dan terorisme yang dimotori HTI. Potensi paham komunis atau neokomunisme juga harus dicermati, diwaspadai terus menerus," jelasnya.

Ketiga, potensi ancaman poin kedua, menurutnya, semakin mengkhawatirkan seiring canggihnya teknologi dengan dominasi negara maju atas negara berkembang. "Jajahan tak melulu soal fisik tapi proxywa," ujarnya.

Keempat, lanjut Sutrisno, untuk menghadapi tantangan atas eksistensi ideologi negara diperlukan lembaga khusus yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab melakukan pembinaan ideologi. Menurutnya, hal itu terimplementasi dengan dibangunnya Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) oleh Presiden Joko Widodo.

"Kita bersyukur dengan Pak Jokowi yang membentuk UKP-PIP, kemudian jadi BPIP," katanya.

Namun demikian, ia berharap BPIP yang telah dibangun untuk mengawal pembinaan pancasila tak bergantung pada satu rezim karena keberadaannya yang eksis diatur lewat peraturan presiden.

"Nanti presiden ganti, bisa dibuang ini. Jadi perlu peraturan yang lebih kuat atas keberadaan lembaga tersebut dalam UU. Kami berharap MPR dukung pengajuan RUU PIP," kata Sutrisno.

"Sekali lagi kami berharap ketulusan MPR untuk melancarkan penyusunan RUU PIP jadi UU," tambahnya menandaskan.

Menanggapi permintaan Tri Sutrisno bersama purnawirawan TNI tersebut, Ketua MPR Bambang Soesatyo mengaku lembaganya akan mengakomodir aspirasi mereka. Ia bertutur pro kontra soal RUU HIP perlu diatasi agar tak berkelanjutan sehingga menimbulkan perpecahan bangsa.

"Saya yakin para senior punya solusi yang elegan dengan mengedepankan kepentingan bangsa. Kita tahu para senior sudah purna tugas tapi masih memikirkan kepentingan bangsa, saya salut dan bangga dengan bapak semua," ujarnya.

tag: #ruu-haluan-ideologi-pancasila  #mpr  #try-sutrisno  #bpip  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Lainnya
Berita

Kini Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di ATM BRI

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Bank DKI kembali menunjukkan komitmennya dalam memberikan layanan terbaik kepada nasabah khususnya dalam layanan digital. Melalui kerja sama dengan PT Jalin Pembayaran ...
Berita

DPR Sahkan RUU Daerah Khusus Jakarta Jadi UU

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang Daerah Khusus Jakarta (RUU DKJ) menjadi Undang-Undang (UU). Pengesahan dilakukan pada Rapat Paripurna DPR RI ke-14, di ...