JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Virus Corona ternyata bisa bertahan di udara cukup lama. Penelitian pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 bisa melalui partikel mikro dari percikan yang muncul saat orang bicara, bersin, dan batuk yang mengapung di udara. Partikel mikro itu bisa bertahan di udara sekitar 20 menit.
Karena itu Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah telah menambah ketentuan protokol pencegahan COVID-19.
Hal ini terkait mengenai risiko penularan virus corona di ruangan tertutup dengan ventilasi buruk. "Maka itu tambahan dari protokol kesehatan adalah menghindari kerumunan di ruang tertutup yang ventilasinya tidak cukup baik dan tidak boleh lama-lama di ruang tertutup itu," kata Pak Muhadjir, Senin (14/7).
"Oleh karena itu, dalam kesempatan ini saya juga imbau setiap pertemuan untuk tolong dibatasi, terutama yang tertutup," imbuhnya.
Ketika ada orang yang terserang COVID-19 berbicara dalam suatu ruangan tertutup, orang-orang yang berada di dalam ruangan tersebut berisiko tertulari virus. "Jadi kalau misalnya ada penceramah positif, dia berbicara satu jam di dalam ruang tertutup. Bisa bayangkan berapa juta atau miliar COVID-19 berterbangan. Kemudian orang kalau tidak pakai masker bisa menghisap itu," katanya.
Pada Senin (13/7/2020) sore, pemerintah mengumumkan adanya 1.282 kasus baru, sehingga sejauh ini banyaknya kasus terkonfirmasi positif di Tanah Air berjumlah 76.981 kasus.
Dari jumlah tersebut, 36.636 atau 47,6 persen dari yang terkonfirmasi berada dalam perawatan, dan 36.689 sembuh.
Melansir worldometers, Indonesia masuk dalam 10 besar kasus positif terbanyak di Asia. Tercatat, kasus positif yang dilaporkan negara-negara Asia sebanyak 2.973.219 kasus. Kasus kematian di Asia sebanyak 70.555 dan banyaknya kasus sembuh berjumlah 2.064.179 orang.
Jika melihat angka kematian, Indonesia berada di posisi keenam, dengan 50 kasus baru. Adapun lima di atasnya yaitu India (23.200 meninggal), Iran (12.829 meninggal), Turki (5.363 meninggal), Pakistan (5.266 meninggal), dan China (4.634 meninggal).
Sementara, data kesembuhan menunjukkan Indonesia berada di posisi ke-14.