Oleh Timboel Siregar, Koordinator Advokasi BPJS Watch pada hari Minggu, 19 Jul 2020 - 06:51:03 WIB
Bagikan Berita ini :

Ajak Rakyat Bicara, Kaji Lebih Dalam Lagi, dan Jangan Arogan

tscom_news_photo_1595116263.jpg
Timboel Siregar (Sumber foto : dok: Istimewa)

Demonstrasi kaum buruh menolak RUU Cipta Kerja hari Kamis lalu tentunya akan diikuti oleh aksi demonstrasi lanjutan oleh elemen buruh, mahasiswa dan masyarakat lainnya, dengan isu yang sama yaitu menolak RUU Cipta Kerja. Apalagi sudah ada dua konfederasi SP SB yang keluar dari tim bentukan Pemerintah karena merasa tim tersebut bukan untuk merundingkan pasal-pasal di klaster ketenagakerjaan.

Demonstrasi akan lebih marak lagi terjadi ketika Pemerintah dan DPR telah setuju membahas RUU BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila) sebagai pengganti RUU HIP (Haluan Ideologi Pancasila). Demonstrasi yang marak akan malah berpotensi meningkatkan penyebaran pandemi Covid19, yang saat ini saja belum mampu diatasi Pemerintah.

Seharusnya Pemerintah bisa fokus pada skala prioritasnya dalam masa pandemi Covid19 ini, yaitu menurunkan tingkat pandemi Covid19 dan meningkatkan perekonomian. Pembahasan RUU yang menimbulkan persoalan di masyarakat seharunya ditunda saja dulu, jangan sampai fokus mengatasi Covid19 dan keterpurukan ekonomi malah terganggu karena tingkat penolakan kedua RUU ini tinggi di masyarakat.

Pemerintah sudah salah memulai komunikasi politiknya dengan rakyat terkait kedua RUU ini sehingga kepercayaan kepada Pemerintah rendah. Pembahasan secara diam-diam pada kedua draft RUU ini menjadi pangkal masalah, apalagi setelah itu untuk RUU Cipta Kerja tetap saja Pemerintah ngotot tidak mau berunding dengan SP SB.

Demikian juga dengan RUU BPIP, Pemerintah yang berusaha "memodifikasi" pasal-pasal tertentu seperti menghilangkan pasal tentang ekasila dan trisila serta memasukkan TAP MPR no. XXV tahun 1966 tentang larangan ajaran komunisme, marxisme, tentunya harus lebih bekerja keras meyakinkan rakyat mengingat RUU BIP yang sudah dihentikan masih membayangi masyarakat.

Sebesar apa sih urgenitas kedua RUU di saat ini? Apakah ketika RUU Cipta Kerja disahkan Agustus atau di tahun ini maka investor akan segera datang membuka lapangan kerja sehingga pembukaan lapangan kerja yang ditargetkan 3 juta akan tercapai?

Apakah PMA akan datang langsung di masa resesi global ini? Apakah investor asal Singapura yang di kuartal I 2020 menginvestasikan 2.7 miliar dolar ke Indonesia (menduduki urutan pertama) akan menaikkan angka investasinya di tengah kondisi Singapura yang pertumbuhan ekonominya minus 41.2 persen?

Apakah PMDN juga langsung naik angkanya di tengah resesi nasional kita, lha wong pengusaha kita aja lagi berharap terus mendapat stimulus dan insentif dari Pemerintah. Tentunya tidak.

Apakah ketika RUU BPIP diselesaikan tahun ini akan menciptakan minimal 10 persen rakyat kita akan menjadi Pancasilais? Kan nggak juga. Lha wong program Revolusi Mental saja yang dicanangkan beberapa tahun lalu dgn alokasi anggaran besar dari APBN dan APBD belum mampu menurunkan angka korupsi, angka tawuran, angka kriminalitas, dan angka angka lainnya yang bertentangan dengan Pancasila.

Pemerintah harus fokus pada skala prioritasnya yaitu mengatasi covid19 dan pemulihan ekonomi. Pemerintah harus memperbaiki komunikasi politiknya kepada rakyat, dengan tidak egois dan memaksakan diri. Tunda saja dulu seluruh pembahasan RUU yang menjadi kontroversial di masyarakat, dan lakukan tiga hal yaitu ajak rakyat bicara, kaji lebih dalam lagi, dan jangan arogan.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Opini

Hakim Konstitusi dan Neraka Jahannam

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Sabtu, 20 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dari semua tokoh-tokoh yang berpidato di aksi ribuan massa kemarin di depan MK (Mahkamah Konstitusi), menarik untuk mengamati pidato Professor Rochmat Wahab (lihat: Edy ...
Opini

Kode Sri Mulyani dan Risma saat Sidang MK

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sri Mulyani (dan tiga menteri lainnya) dimintai keterangan oleh Mahkamah Konstitusi pada 5 April yang lalu. Keterangan yang disampaikan Sri Mulyani banyak yang tidak ...