JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Pilkada Kota Solo 2020 kemungkinan hanya akan ada calon tunggal dan berujung melawan kotak kosong.
Dinamika politik ini berpotensi akan terjadi jika semua partai politik mengusung bakal calon Wali Kota Putra Sulung Presiden Jokowi Gibran Rakabuming Raka.
Menanggapi hal tersebut, Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira menilai kondisi tersebut jangan dipersoalkan karena rakyat yang menentukan pilihan.
"Toh, akhirnya rakyat juga yang putuskan. Mau pilih Gibran atau pilih kotak kosong. Tidak ada alasan juga untuk memaksa orang harus pilih Gibran," ujar Andreas, di Jakarta, Selasa (21/07/20).
Andreas mengatakan dengan memilih Gibran atau kotak kosong juga tata cara yang demokratis dalam pilkada sebab hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang Pilkada.
Andreaspun menekankan kalau masyarakat tidak perlu untuk menyudutkan Gibran lantaran statusnya sebagai putra Presiden Jokowi.
"Memilih Gibran dan kotak kosong juga merupakan prosedur pemilihan demokratis yang kita buat. Dan, kita yakini itu demokratis. Kenapa untuk kasus Gibran kita mencari alibi untuk membantahnya," katanya.
Pun, Anggota Komisi X DPR RI tersebut juga heran dengan maraknya opini Gibran maju ke pilkada maka memperkuat dinasti politik Jokowi.
Bagi dia, opini dinasti politik itu tak relevan, sebab sistem politik di Indonesia bukan seperti di Korea Utara atau Korut yang punya sistem totaliter.
"Karena dalam sistem pemilihan langsung, yang memutuskan seseorang terpilih atau tidak adalah rakyat. Dinasti hanya berlaku pada sistem monarki atau sistem totaliter sebagaimana yang dipraktikkan Korut saat ini," tandasnya.