JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane menilai, penangkapan Djoko Tjandra tidak ada kaitannya dengan bursa calon Kapolri.
Apalagi penangkapan buronan kakap itu yang melakukan adalah pihak Kepolisian Diraja Malaysia, yang kemudian diserahkan kepada Polri.
"IPW melihat, kasus Djoko Tjandra maupun penangkapan buronan kakap itu tidak ada kaitannya dengan bursa calon Kapolri, apalagi pergantian Kapolri masih lama. Sebab presiden tentunya punya kriteria sendiri tentang calon kapolri yang akan diangkatnya di masa depan," kata Neta, Minggu, (2/8/2020).
"Bagaimanapun calon kapolri yang akan diangkat presiden tentu melihat situasi aktual politik saat itu dan proyeksi situasi ke depan, yang semuanya sangat tergantung pada insting politik presiden maupun hak prerogatif presiden," tutur dia.
Namun demikian, kata dia, kondisi panas kasus Joko Tjandra ditambah tertangkapnya buronan kakap itu, ada saja pihak-pihak yang mengkaitkannya dengan bursa calon Kapolri.
Padahal, kata dia, itu tidak ada kaitannya dan situasinya "jauh panggang dari api".
Apalagi IPW mendapat informasi bahwa calon kapolri ke depan yang akan dipilih presiden dari kalangan bintang dua dan proses suksesinya satu paket dengan calon wakapolri.
"Memang informasi yang diperoleh IPW ini kembali kepada situasi aktual dan menjadi hak prerogatif presiden," tegas dia.
Sebab itu sebaiknya, lanjut dia, masyarakat maupun pihak- pihak tertentu jangan berspekulasi dan mengkaitkaitkan kasus Joko Tjandra dengan suksesi Kapolri karena tidak ada kaitannya.
"Sebaiknya semua pihak bersabar menunggu momentum yang akan terjadi, yang sepertinya akan dimulai presiden dengan reshuffle kabinet, pergantian panglima TNI dan suksesi Kapolri. Semua ini akan dilakukan presiden pasca new normal agar pemerintahan ke depan semakin efektif dan stabilitas keamanan kondusif," tandas dia.