JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mempersoalkan pembelian pengeras suara (TOA) yang difungsikan sebagai sistem peringatan dini banjir (early warning system/EWS). Anies bahkan meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk tidak lagi menambah atau membeli Menurut Anies, untuk peringatan dini banjir cukup dengan menggunakan toa masjid atau pemberitahuan melalui WhatsApp.
"Lebih baik early warning system-nya gunakan WhatsApp, masjid, sama tempat yang ada speaker. Toa ini sudah terlanjur ada, ya, sudah dipakai. Tapi tidak usah ditambah, lalu bangun sistem, jangan bangun toa seperti ini," ucap Anies dalam rekaman rapat pimpinan yang diunggah Pemprov DKI, Jumat (7/8)
Dalam rekaman yang membahas tentang pengendalian banjir Jakarta bersama para pimpinan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) yang diunggah pada Kamis (6/8) Anies minta jajarannya membuka salah satu slide presentasi mengenai disaster warning system (DWS) yang ternyata terdapat gambar pengeras suara sebagai bagian DWS.
Anies berujar, pembelian pengeras suara itu dilakukan sebelumnya setelah DKI memakai pengeras suara hibah dari Jepang yang menurutnya fungsinya kurang tepat karena alat tersebut diperuntukkan bagi peringatan tsunami.
"Ini adalah cara promosi paling bagus, hibah dulu habis itu pengadaan. Dan strategi mereka (Jepang) sukses lalu kita belanja terus ke Jepang. Lah buat apa? Ini kalau untuk kasus immediate (segera) seperti tsunami boleh. Kalau kita punya musuh perang, ini perlu warning system ada pesawat perang lewat," ujarnya.
Karenanya sebagai peringatan banjir, Anies menyarankan untuk tak lagi ditambah, karena selain kurang efektif, ketika diperiksa langsung ke lokasi ternyata banyak alat tidak berfungsi
"Ini akhirnya menjadi enggak relevan. Coba BPBD dicek berapa alat yang nggak berfungsi banjir kemarin. Bapak belum bertugas, ya. Itu banyak yang tidak berfungsi pada saat banjir," ujar Anies kepada Plt Kepala BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto.
Diinformasikan, pada awal tahun 2020, Pemprov DKI Jakarta berencana menambah enam set DWS seharga Rp4,07 miliar untuk peringatan dini bencana pada tahun 2020 ini. Pembelian enam set DWS ini untuk melengkapi 14 set DWS yang sudah dimiliki sebelumnya.