JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota Komisi VII DPR RI Sartono Hutomo mendesak PT Pertamina Persero transparan soal penyebab kerugian yang mencapai Rp 11 triliun.
“Apakah kerugian tersebut karena penugasan BBM satu harga atau untuk pembangunan kilang-kilang pengolahan minyak baru atau penugasan- penugasan lainya,” kata Politikus Demokrat itu kepada wartawan, Minggu (06/09/2020).
Menurutnya, beban dari penugasan pemerintah tersebutlah yang membuat perusahaan plat merah tersebut harus mengalami kerugian dengan angka fantastis.
Diketahui, pemerintah sendiri harus membayar utang atas kompensasi harga jual eceran Rp96 triliun dan utang subsidi BBM Rp13 triliun.
“Untuk menghadapi hal tersebut harus terbuka masalah-masalahnya apa saja harus disampaikan. Kita Komisi VII akan mendesak pemerintah melalui kementerian keuangan untuk melunasi hutangnya, mencicil jika demikian,” tandas Sartono.
Selain itu, Sartono menekankan agar pemerintah dapat memikirkan recovery plan dari kerugian yang dialami dan mendapatkan untung di akhir tahun 2020.
Disarankannya, Pertamina untuk lebih mengedepankan langkah efisiensi guna menekan angka kerugian.
“Memang semua terimbas Corona, mungkin kita tahu bersama COVID-19 juga belum diketahui kapan akan selesainya. Jadi harus diantisipasi, harus menahan diri untuk tidak ekspansi dan mulai melakukan penghematan di sektor-sektor tertentu,” tandas Sartono