JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin mengatakan, dinamika politik ditanah air tidak akan banyak berubah pasca kepulangan Menhan Prabowo Subianto dari Amerika Serikat nanti.
"Pasca Prabowo datang dari AS. Perpolitikan Indonesia tak akan terlalu banyak berubah. Politik kepentingan dan pragmatisme yang dikembangkan," kata Ujang saat dihubungi wartawan, Kamis (15/10/2020).
Ujang justru melihat kunjungan Prabowo tersebut sebagai bagian dari upaya Prabowo untuk meminta dukungan politik global demi kepentingan politik di 2024 nanti.
"Prabowo sebagai capres di 2024 butuh dukungan AS, China, dan negara2 lain. Oleh karena itu, Prabowo tentu kedepan akan banyak roadshow keluar negeri. Untuk mendapatkan dukungan politik dari banyak negara," katanya.
Saat ditanya apa perbedaan kunjugan Prabowo ke Amerika Serikat dengan eks Menlu AS Henry Kissinger ke Jakarta di era rezim Orba dimana tidak lama berselang Timor Timur jadi area pertempuran pasukan Indonesia dengan Freetelin yang berhaluan komunis, Ujang justru melihat kunjungan Prabowo sudah direncanakan jauh hari oleh timnya. Tak lebih dari itu.
"Soal diundang kan bisa ada loby-loby dulu dari tim Prabowo.
Untuk mendapatkan visa AS saja pasti itu ada loby-loby tim Prabowo ke AS," kata dia.
Adapun jika dikaitkan dengan konteks geopolitik saat ini dimana adanya persaingan keras antara AS dan China, Ujang menilai, Prabowo justru berharap dukungan dari kedua negara adidaya tersebut.
"Prabowo ingin dapat dukungan AS dan China. Ingin dapat keduanya. Dapat dukungan politik kedua negara tersebut. Kita tak bisa lepas dari kedua negara tersebut," tutupnya.