Oleh Rihad pada hari Rabu, 18 Nov 2020 - 22:34:57 WIB
Bagikan Berita ini :

Erick Waspadai Pasar Gelap Yang Sudah Mulai Tawarkan Vaksin Covid-19

tscom_news_photo_1605713697.jpeg
Erick Thohir (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan semua vaksin Covid-19 yang akan digunakan nanti, akan diberi barcode mulai dari proses produksi hingga distribusi agar tidak dipalsukan atau disalah-gunakan. "Sejak awal kami di vaksin mandiri sangat detail mulai produksi, distribusi, sampai penyuntikan dan setelah penyuntikan," kata Erick kepada media, Rabu (18/11).

Dengan adanya barcode tersebut, bisa dilacak juga penggunaan vaksin yang sudah didistribusikan.Sehingga, vaksin tersebut bisa lebih tepat guna dan tidak dijual kembali secara ilegal. "Sekarang di black market sudah ada yang mulai nawarin vaksin. Nah ini sangat berbahaya," katanya.

Untuk produksi vaksin, Erick menyebut, pihaknya telah menjalin kerja sama dengan CEPI (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations). Sehingga, di tahun 2022, Indonesia wajib sudah menjalankan program vaksinasi dengan kapasitas yang sudah disiapkan. "Bio Farma sudah mulai engage dengan perusahaan produksi swasta, apakah Biotis atau Kalbe. Kita ingin menjadi center dari produksi vaksin. Paling tidak, itu yang sudah dijelaskan Bio Farma di 15 negara," kata Erick.

Pemerintah juga tetap menjadikan perusahaan swasta sebagai mitra kerja. Dia bilang, hal ini sudah dilakukan PT Bio Farma (Persero) dengan perusahaan swasta seperti Coalition for Epidemic Preparedness (CEPI) dan GAVI. Bahkan, ada kemungkinan pemerintah juga membuka kesempatan bagi perusahan lain.

"Dengan kapasitas itu, maka Bio Farma juga sudah mulai kerja sama dengan perusahaan produksi swasta apakah biotis, kita libatkan semua karena kita ingin menjadi sentral produksi dari vaksin, paling tidak yang selama ini Bio Farma sudah jalankan di lima negara, nah untuk vaksin Covid-19 ini kita coba, menjaga central of production, apalagi vaksin merah putih itu bisa terbukti dibuat di 2022," kata dia.

Distribusi Vaksin

Dalam proses distribusi vaksin mandiri, Kementerian BUMN mempercayakan ke PT Telkom Indonesia dan PT Bio Farma (Persero). Telkom diikutsertakan untuk mempersiapkan sistem informasi yang terintegrasi secara keseluruhan proses vaksinasi mandiri. "Kita perlu diintegrasikan data dari berbagai sumber untuk validitas calon penerima vaksin," kata Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/11/2020).

Sistem yang dibuat untuk menampung data base tentang proses vaksinasi secara nasional. Mulai dari data masyarakat yang divaksinasi hingga ketersediaan dan distribusi vaksin. Selain mengintegrasikan data secara nasional, Telkom juga membuat sistem informasi untuk distribusi vaksin. Nantinya vaksin mandiri akan disertakan barcode yang bisa di-scan untuk mengetahui berbagai informasi tentang vaksin itu.

Tak hanya itu Bio Farma menyiapkan aplikasi untuk proses vaksin mandiri. Nah masyarakat yang ingin membeli vaksin prosesnya secara keseluruhan akan melalui aplikasi ini. Mulai dari pra pemesanan, pembayaran hingga tiket untuk melakukan vaksinasi.

"Order jutaan dalam waktu yang sama kita itu nggak mungkin dilakukan tanpa teknologi. Kita akan melakukan vaksinasi yang jumlahnya sangat besar, 107 juta orang target yang kita punya sekarang. Kalau itu dilakukan secara manual ya potensi untuk terjadi kesalahan, potensi untuk terjadinya error, potensi terlambat dan seterusnya," kata Chief Digital Healthcare Officer Bio Farma Soleh Ayubi.

Aplikasi itu juga bertujuan untuk menutup kemungkinan terjadinya penimbunan vaksin di satu wilayah. Bio Farma akan mengirim pasokan vaksin berdasarkan data pre-order vaksin yang masuk melalui aplikasi.

tag: #covid-19  #erick-thohir  #vaksin  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement