JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Penurunan baliho Habib Rizieq ternyata menimbulkan cerita panjang. Bermula dari kepulangan Habib Rizieq dari Arab Saudi, pro kontra bermunculan khususnya terkait penurunan baliho oleh anggota TNI. Awalnya, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memerintahkan anak buah untuk menurunkan baliho Habib Rizieq dan baliho lain yang tak berizin. Dudung beralasan Satpol PP sempat dihalangi Front Pembela Islam (FPI) saat menurunkan baliho Habib Rizieq Syihab. Karena itu ia memerintahkan penurunan baliho tersebut. Gerakan penurunan baliho ini menjalar ke daerah.
Langkah TNI ini menimbulkan tanggapan beragam dari banyak pihak. Termasuk di kalangan TNI sendiri. Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad menyebut, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mendukung langkah Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman.
Namun, Riad mengatakan, Panglima TNI tidak pernah memberikan perintah kepada Pangdam Jaya untuk menurunkan spanduk dan baliho bergambar Rizieq Shihab.
Alasannya, penurunan spanduk dan baliho terlalu teknis dari sisi operasional. Akan tetapi, Pangdam Jaya selaku pimpinan militer daerah mempunyai tanggung jawab di wilayah militernya, sehingga, kata dia, Pangdam Jaya mengambil tindakan atas dasar pertimbangan situasi di lapangan.
Sementara itu, Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrahman menyatakan kegiatan itu tidak perlu menunggu perintah Panglima TNI. "Tetapi setelah kegiatan pasti saya laporkan kepada Panglima TNI dan harus diketahui oleh Panglima TNI," ujar Dudung dalam keterangan tertulis Puspen Mabes TNI, Senin (23/11/2020). Dudung menambahkan, penurunan spanduk yang dilakukan prajuritnya sudah sesuai prosedur.
Tanggapan Satpol PP
Mengenai alasan penurunan baliho juga menjadi bahan pembicaraan sendiri. Pangdam menyatakan adanya orang-orang yang menghalangi saat Satpol PP DKI Jakarta menurunkan baliho.
Namun, menurut Satpol PP DKI, tidak ada pihak yang menghalangi saat penurunan itu dilakukan. "Bukan dihalangi, sudah diturunin dipasang lagi. Dan hari ini saya turunkan semua. Hari ini saya operasi menurunkan semua spanduk, semua spanduk jangan cuma spanduk HRS doang, seluruh spanduk yang melanggar kita lakukan tindakan penurunan, kita tertibkan," kata Kasatpol PP DKI Jakarta, Arifin kepada wartawan, Senin (23/11/2020).
"Tidak ada dihalangin, nggak ada dihalangin. Yang tadi saya katakan spanduk itu pernah diturunkan tapi dipasang lagi, bukan dihalangi, bahasanya salah kalau dihalangin. Kalau halangan kita mau turunin dihalangi jadi nggak bisa, kan jadinya begitu. Kalau amannya udah diturunin, kemudian besok lusa dipasang lagi itu bukan dihalangi. Bahasanya bukan dihalangi," imbuhnya. Ini berbeda dengan pendapat Pangdam Jaya yang manyataka TNI Satpol PP dihalangi FPI.
Arifin mengatakan saat ini semua spanduk yang bergambar Habib Rizieq telah diturunkan. Arifin menyatakan pihaknya telah melakukan tindakan penurunan.
"Kalau dipasang lagi ya kita turunkan lagi. Jadi ini kegiatan udah rutin untuk penurunan spanduk itu," kataya.
Lebih lanjut, Arifin mengatakan Satpol PP terlibat dalam pencopotan baliho tersebut. Penurunan baliho bergambar Habib Rizieq itu dilakukan oleh petugas gabungan.
"Dan kalau kemudian TNI kemarin yang menurunkan kan ada anggota Pol PP juga. Orang gabungan kok, nggak terlihat aja. Liat aja di video itu kan ada anggota kita, hadir juga itu," ucapnya.
Polisi Mengaku Dihalangi
Berbeda dengan pengakuan Kasat Reskrim Polres Metro Jakbar yang nenyatakan sempat mendapat adangan massa FPI saat akan menurunkan baliho. Polres Metro Jakarta Barat menerjunkan 300 personel untuk membantu prajurit TNI dari Kodim 0503/JB untuk menurunkan spanduk hingga baliho Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di wilayah hukumnya tersebut.
Arsya mengaku dalam kegiatan pencopotan baliho itu, aparat sempat dihalang-halangi anggota dan simpatisan FPI. Namun, dia tak menjelaskan secara rinci bagaimana tindakan penghalang-halangan itu dilakukan. "Anggota kami di lapangan sempat dihalang-halangi oleh laskar Front Pembela Islam (FPI)," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakbar Kompol Teuku Arsya Khadafi dalam keterangannya, Jumat (20/11).