Oleh Rihad pada hari Kamis, 11 Feb 2021 - 08:32:30 WIB
Bagikan Berita ini :

Data Positif Covid-19 Diperkirakan Akan Melonjak, Apa Sebabnya?

tscom_news_photo_1613007150.png
Ilustrasi Tes PCR (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Kasus positif Corona di Indonesia kemungkinan akan melonjak. Hal ini dikatakan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi. Penyebabnya adalah karena pemerintah bakal melakukan testing dan tracing di 98 kabupaten/kota.

"Kita antisipasi, sekitar 30-40 persen terjadi peningkatan kasus," tutur Nadia.

Nadia juga mengingatkan, hasil positif COVID-19 melalui rapid test antigen kini terhitung setara dengan positif melalui pemeriksaan via RT PCR. Artinya, akan dicatat sebagai kasus konfirmasi. "Kami ingin sampaikan lebih awal supaya masyarakat paham mengapa kemudian pertambahan kasus COVID-19 itu bisa terjadi pada saat kita melakukan akselerasi testing ini. Karena otomatis dengan kita semakin banyak melakukan tes, memperluas tes, tentunya epidemiologi ya, bukan tes untuk pelaku perjalanan, kita akan semakin banyak menangkap kasus positif tanpa gejala," kata dia.

Jadi pasti akan terjadi peningkatan kasus positif. Diharapkan masyarakat menyikapinya dengan baik. Artinya betul-betul membuat kewaspadaan di masyarakat kemudian disiplin melaksanakan protokol kesehatan.

"Penguatan penggunaan rapid antigen ini adalah ditujukan untuk deteksi lebih dini. Jadi yang akan kita lihat penambahan kasus positif. Tetapi kasus-kasus positif ini adalah kasus positif dengan gejala ringan atau bahkan tidak bergejala atau OTG. Dan sudah positif pada pemeriksaan hasil labnya," kata Nadia dalam jumpa pers virtual di Youtube Kemenkes, Rabu (10/2).

Untuk mereka yang bergejala ringan atau tak punya gejala, penanganannya dengan isolasi mandiri (isoman). Atau apabila memungkinkan di tempat isolasi terpusat yang disediakan pemerintah. "Ini jadi bagian strategi selain penguatan testing dan tracing, kita juga penguatan isoman. Isoman ini kembali lagi bersama kader kesehatan, satgas di tingkat lurah, desa, dan RT dan RW untuk membantu masyarakat melakukan isoman," urai Nadia.

Di sisi lain, kata dia, kasus corona berat atau yang membutuhkan ICU hanya 5-15 persen. Jadi kalau kita bisa deteksi lebih dini, isolasi lebih dini, sebenarnya RS atau fasilitas pelayanan kesehatan (fayankes) tidak akan terlalu berat menangani kasus yang berat atau kritis.

Data Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada Rabu (10/2/2021) pukul 12.00 WIB menunjukkan, ada penambahan 8.776 kasus baru dalam 24 jam terakhir

Penambahan itu menyebabkan total kasus Covid-19 di Tanah Air mencapai 1.183.555 orang, terhitung sejak diumumkannya pasien pertama pada 2 Maret 2020.

Data ini disampaikan Satgas Covid-19 kepada wartawan pada Rabu sore. Data juga bisa diakses publik melalui situs Covid19.go.id.

Pasien Covid-19 yang sembuh bertambah 9.520 orang dalam sehari. Mereka dinyatakan sembuh berdasarkan pemeriksaan dengan metode polymerase chain reaction (PCR) yang memperlihatkan hasil negatif virus corona.

Selain itu, pemerintah juga mencatat ada penambahan 191 pasien Covid-19 yang meninggal dunia dalam sehari sehingga angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia kini mencapai 32.167 orang.

Berdasarkan data tersebut, saat ini tercatat ada 168.416 kasus aktif Covid-19.

tag: #covid-19  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement