JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Presiden Jokowi mengingatkan soal pemerataan testing Covid-19 di Indonesia. Ia memuji Jakarta yang telah melebihi standar WHO. Ia mengatakan daerah lain harus melakukan hal yang sama. "Untuk Indonesia ini 38 ribu cukup. Sehingga kita kadang-kadang mencapai 70-60 ribu kadang juga 40 ribu itu sebenarnya standarnya 38 ribu dari WHO. Jadi jangan didorong-dorong terus. Kita mengejar tinggi gak apa-apa, tapi rata. Jangan sampai hanya di DKI saja," ucapnya.
Tak hanya itu, Jokowi mengingatkan tentang tracing yang harus pula tepat sasaran. Seharusnya, tracing dilakukan kepada mereka yang usai berkontak dengan para penderita COVID-19. "Tapi itu kan kadang-kadang yang ditracing itu sebetulnya kan yang kontak, yang minimal 15-30. Yang dikejar itu. Tapi kita kan kadang-kadang tracingnya itu hanya nyegat di jalan. Nah itu udah enggak pas betul. Hal-hal seperti ini yang saya sampaikan bolak-balik. Ini ada hal gak benar yang harus diluruskan," katanya.
Presiden Jokowi mengingatkan petugas di lapangan melakukan testing COVID-19 tepat sasaran. Menurut Jokowi, persoalan tersebut mesti diselesaikan.
Ia mengisahkan, ada satu orang yang pernah 10 kali dites COVID-19 karena sering bertemu dengannya. Jokowi menegaskan, testing sebanyak itu tak seharusnya terjadi di masa mendatang.
"Ada satu orang yang dites sampai 10 kali, misal karena harus sering ketemu saya. Itu dites terus. Sebetulnya bukan itu. Tes itu yang sasaran betul," kata Jokowi, Sabtu (20/2).