Zoom
Oleh Windarto pada hari Wednesday, 24 Feb 2021 - 23:26:00 WIB
Bagikan Berita ini :

Kerjasama Pengelola Parkir dan Perbankan Percepat Digitalisasi Parkir

tscom_news_photo_1614176817.png
Diskusi tentang digitalisasi parkir (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Ketua Umum Asosiasi Pengelola Parkir Indonesia (Aspeparindo) Irfan Januar berharap para pemangku kepentingan dapat melakukan sejumlah perbaikan agar pengelola parkir semakin gencar dalam menerapkan digitalisasi perparkiran. Perbaikan yang dibutuhkan salah satunya mengenai pembayaran nontunai.

Irfan menyampaikan, dalam menerapkan pembayaran nontunai, pengelola harus bekerja sama dengan integrator yang mengoneksikan sistem perusahaan dengan pihak bank. "Karena menggunakan jasa integrator, kita harus membayar fee supaya sistem kita dengan bank terkoneksi. Alangkah baiknya dari pihak perbankan menyiapkan integratornya langsung. Sehingga, tidak banyak biaya kita yang terpotong," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Selasa (24/2).

Ia mengungkapkan, pengelola parkir mendapat keuntungan dari tarif parkir yang di dalamnya terdapat beban-beban biaya yang harus ditanggung. Selain biaya integrator, dana yang didapat dari tarif parkir juga dipotong pajak. "Oleh karena itu, margin kami kalau harus ditambah lagi dengan biaya charge dari bank serta biaya integrator, itu cukup memberatkan kita. Kalau bisa lebih dipermurah, sehingga pengelola parkir bisa menggalakkan pembayaran nontunai," ujar Irfan.

Irfan juga berharap perbankan dapat mempercepat proses perpindahan dana dari pengguna jasa parkir yang menggunakan uang elektronik. Sebab, dana parkir yang dibayarkan konsumen via uang elektronik tidak langsung masuk ke rekening perusahaan, melainkan harus terlebih dahulu masuk ke bank terkait.

"Uangnya masuk ke banknya dulu, beberapa hari kemudian baru ditransfer ke rekening perusahaan. Yang jadi masalah, setiap bulan harus melakukan rekonsiliasi dan di tahap rekonsiliasi ini suka ada ketidakcocokan data. Saran kami, ketika konsumen melakukan pembayaran, dananya bisa langsung masuk ke rekening perusahaan. Intinya dipercepat," ungkap Irfan.

Ia menyampaikan, pihaknya akan terus mendorong digitalisasi perparkiran. Sebab, digitalisasi perparkiran memberikan manfaat bagi pengelola. "Salah satu keuntungan itu kebocoran-kebocoran yang semakin mengecil," kata Irfan.

Dukungan BI dan perbankan

Bank Indonesia (BI) dan perbankan menyatakan sangat mendukung upaya mendigitalkan perparkiran di Tanah Air. Kepala Kantor Perwakilan BI Jakarta Onny Widjanarko menilai, digitalisasi perparkiran dapat mendorong upaya pemerintah dalam melakukan transformasi digital di daerah.

Onny menjelaskan, pemerintah telah membentuk Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Ada tiga obyek yang jadi sasaran tim tersebut, yaitu bansos nontunai, elektronifikasi pemda, dan transportasi.

"Sistem transportasi juga didigitalkan. Dan, digitalisasi perparkiran juga bagian dari upaya elektronifikasi pemda. Kita siap mendukung karena itu termasuk perluasan digitalisasi daerah," ujar Onny.

Sedangkan SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi mengatakan, ada sedikitnya tiga bentuk dukungan yang bisa diberikan perbankan dalam mendigitalkan perpakiran di Indonesia. Ketiga hal itu adalah dengan menjadi acquiring bank partner, pengelolaan cash management partner, dan business partner integrator.

Terkait peran sebagai acquiring bank bagi pengelola, Thomas mengatakan Bank Mandiri bisa menerima pembayaran dari berbagai macam metode pembayaran, mulai dari kartu uang elektronik Mandiri e-Money, pembayaran berbasis server seperti Link Aja, QRIS online/offline, hingga kartu debit dan kredit.

"Intinya, banyak sekali metode pembayaran yang bisa kita proses. Ini memberi keleluasaan bagi nasabah untuk memilih metode pembayaran," katanya.

Terkait e-Money, ia memastikan pengguna tidak akan menemui kesulitan melakukan top up saldo kartu karena pilihan channel top up yang tersedia sangat beragam. Pada akhir 2020, Bank Mandiri telah menerbitkan kartu prabayar berlogo Mandiri e money mencapai 22,8 juta kartu dengan frekuensi transaksi 867 juta transaksi senilai Rp14 triliun. Saat ini pangsa pasar Mandiri E money berada di kisaran 70 persen dari total industri uang elektronik

Dalam hal cash management partner bagi pengelola parkir dan pemda, Thomas mengatakan Bank Mandiri menyediakan layanan manajemen kas untuk memenuhi kebutuhan collection dan payment bagi operator parkir. Salah satunya adalah settlement dana dan splitting fee transaksi parkir. "Semuanya sudah otomatis dan by system. Sangat transparan dan data bisa kita sajikan secara akurat," ujar dia,

Sedangkan sebagai business partner integrator, kata dia, Bank Mandiri memiliki hubungan kemitraan yang kuat dengan retail merchant, e-commerce, fintech, property management dan developer, serta juga instansi/lembaga di pusat dan daerah, yang dapat disinergikan dengan operator di industri perparkiran untuk memperluas dan memperkuat kerja sama bisnis. "Saat ini Bank Mandiri menjadi partner bagi lebih dari 41 operator parkir dengan ribuan lokasi parkir tersebar di Indonesia," ujar dia.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Zoom Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...