JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Direktur Eksekutif Infus (Indonesia Future Studies) Gde Siriana Yusuf menilai, dukungan yang dilontarkan ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) kepada ketua umum partai Golkar Airlangga Hartarto untuk jadi capres 2024 menandakan koalisi pemerintahan Jokowi mulai rapuh.
"Koalisi pun gak takut lagi untuk ninggalin Jokowi 2 tahun sebelum pemerintahan berakhir," kata Gde kepada wartawan, Sabtu (20/03/2021).
Gde menduga, mencuatnya narasi dukungan capres tersebut kemungkinan adanya kalkulasi politik dari ormas MKGR bahwa periode kedua rezim Jokowi dianggap tidak memiliki kekuatan yang memadai.
"Sudah gak punya power. Matahari yang mau terbenam gak ada pengikutnya," ungkap Gde.
Kendati demikian, Gde mengatakan, mencuatnya wacana dukungan capres merupakan hal yang lumrah terjadi selama ini.
"Budaya politik elektoral kita memang seperti itu. 3 tahun sebelum kontestasi sudah kerja politik seperti safari dukungan, survey, advertesi dan lain-lain," ujar Gde.
Selain itu, menurutnya, karena ini periode akhir Jokowi, para kandidat lebih awal lagi deklarasi dukungan.
"Memantapkan diri dan melemahkan niat lawan. Lemahnya bukan karena calon A atau B. Lemahnya adalah ini periode terakhir Jokowi. Koalisi punya agenda masing-masing dan ini saatnya ingin diwujudkan. Sangat mungkin friksi di elit koalisi mengkristal," kata Gde.
Diketahui, DPP ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dibawah pimpinan Ketua Umum yang baru periode 2020-2025, Adies Kadir mengutarakan dukungan kepada Airlangga Hartarto selaku ketua umum partai Golkar untuk jadi calon presiden di 2024.
"Saya ingin mengonfirmasi kepada seluruh keluarga besar Ormas MKGR baik yang hadir maupun virtual, apakah setuju?" tanya Adies kepada para peserta pelantikan, Jumat (19/03/2021).
"Setuju," jawab para peserta pelantikan.