JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Dosen Hukum Pidana Universitas Bung Karno (UBK) Azmi Syahputra meminta polisi terus bergerak walaupun sudah ada beberapa orang pelaku yang ditangkap dibeberapa tempat yang diduga ada keterkaitan dengan Bom di Gereja Kathedral Makassar.
"Untuk terus mencari dengan optimal untuk memperluas penyelidikan dan menemukan siapa aktor intelektual bom di gereja Kathedral Makassar," kata Ketua Asosiasi Ilmuwan Praktisi Hukum Indonesia (Alpha) itu kepada wartawan, Senin (29/03/2021).
Azmi menilai, orang-orang atau kelompok yang melakukan aksinya dengan sengaja dan ada kesadaran kerjasama dari setiap pelaku merupakan rencana yang sangat sistematis
"Karena para pelaku tahu resiko akibat perbuatannya kematian, maka komplotan pelaku yang seperti ini khusunya bagi pelaku yang menyuruh atau menggerakkan harus ditemukan dengan segera, buat kasus ini jadi terang dan aktor intelektualnya harus dihukum mati," tegas Azmi.
"Karena kejahatan ini hanya dapat dituntaskan dengan hukuman mati (crimina morte extinguuntur), ini adalah kejahatan yang sifat dan karakternya extra ordinary crime," sambungnya.
Perbuatan yang sadis dan kejam tersebut, menurutnya, sangat sistematis yang digerakkan dengan sengaja oleh pelaku aktor utama (auctor intelectualis).
"Yang diduga berada dalam sebuah organisasi non formal yang bertujuannya buat teror dan kegaduhan masyarakat."
Dijelaskan Azmi, hukum itu mengenal asas accesoriumnon ducit, sed sequitur, suum principale yang artinya pelaku pembantu tidaklah memimpin, melainkan mengikuti pelaku utamanya.
"Jadi, para pengeksekusi di lapangan ini adalah hanya pelaku pembantu pasti ada pelaku utamanya," kata Azmi meyakini.
Azmi juga berpandangan, pelaku pembantu ini sebenarnya bukan atas kehendak mereka namun orang yang didoktrin sempit atau dapat saja disaranai atau dijanjikan sesuatu oleh pelaku utama.
Mereka pelaku bom bunuh diri ini, kata dia, adalah orang-orang yang gagal dalam beradaptasi pada kehidupan dan dimanfaatkan oleh si aktor intelektual yang jahat.
"Karena itu, maka harus ditumpas para pelaku yang terlibat karena ini sangat merendahkan nilai-nilai kemanusiaan, apalagi menjadikan tempat ibadah atau simbol agama dan hubungan manusia dan ketuhanan untuk dijadikan sasaran teror untuk mencapai tujuannya," tandasnya.
"Perbuatan pelaku ini sudah tidak rasional, sangat menciderai nilai kemanusiaan maka polri harus tangkap dan adili otak pelakunya dan dilawan sampai tuntas," pungkasnya.