Oleh Rihad pada hari Rabu, 21 Apr 2021 - 08:17:35 WIB
Bagikan Berita ini :

Warga Berbagai Benua Rayakan Hari Kartini dengan Menyanyi Bersama

tscom_news_photo_1618967810.png
Warga berbagai negara menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Sebuah acara unik merayakan Hari Kartini digagas oleh Lia Sundah Suntoso, seorang perempuan Indonesia yang tinggal di New York, AS. Di tengah kesibukan sebagai pengacara khususnya membela imigran, Lia masih menyempatkan diri menggalang sebuah acara unik dengan mengajak warga Indonesia di berbagai negara untuk menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini.

"Untuk memperingati Hari Kartini, ide saya adalah membuat suatu kolaborasi yang unik. Kami memutuskan untuk mencari teman-teman dari berbagai tempat di berbagai belahan dunia untuk bernyanyi bersama," kata Lia.

Untuk menciptakan kolaborasi ini, Lia bekerja sama dengan Desra Percaya, Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Inggris. "Nah, hanya dalam tiga hari dari 10 orang yang kami rencanakan akhirnya menjadi 30 orang yang terlibat untuk menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini," katanya.

Siapa Kartini?

Perayaan Hari Kartini selalu diperingati setiap 21 April. Hari nasional itu didedikasikan sebagai hari peringatan tokoh Pahlawan Nasional, Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat (Kartini).

Alasan 21 April yang dipilih sebagai hari nasional karena tanggal tersebut merupakan hari lahir Sang Pahlawan Nasional, yaitu 21 April 1879. Kartini merupakan putri dari bupati Jepara, Raden mas Adipati Ario Sosroningrat dan istrinya ibu M.A.Ngasirah. Pada usia 24 tahun ia menikah dengan bupati Rembang, Raden Adipati Djojodiningrat.

Kartini yang menjalani pendidikan modern memiliki pandangan bahwa pendidikan bagi perempuan adalah kunci penting bagi emansipasi manusia. Pada usia remaja, ia berhasil melahirkan sebuah karya yang terbit di Holandsche Leile yang berjudul "Upacara Perkawinan pada Suku Koja."

Salah satu buah pemikirannya yang paling berpengaruh adalah buku Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Buku tersebut merupakan kumpulan surat-surat Kartini yang ia kirimkan pada teman-teman korespondensi dari Belanda, salah satunya seorang sahabat pena bernama Rosa Abendanon.

Surat-surat tersebut berisi pemikiran Kartini mengenai tradisi feodal, pernikahan paksa dan poligami, hingga gagasan mengenai pentingnya pendidikan bagi anak perempuan.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Lainnya
Ragam

Film Buya Hamka Luar Biasa, Wajib Ditonton dan Perlu

Oleh Abdullah Al Faqir/Adang Suhardjo
pada hari Sabtu, 29 Apr 2023
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketika saya menerima undangan dari Chandra Tirta W saat itu saya sedang di Bandung, dan saya mempercepat kepulangam ke Jakarta dari rencana sebelumnya akan pulang hari ...
Ragam

Abdul Wachid Gelar Acara Bukber dan Santunan Bersama 1000 Anak-anak Yatim dan Piatu

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Anggota DPR RI dari fraksi partai Gerindra, Abdul Wachid mengadakan acara buka bersama dan santunan bagi seribuan anak-anak Yatim dan Piatu di kediamannya. Rangkaian ...