JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Saat ini warga yang tidak paham teknologi masih percaya kisah babi ngepet. Padahal yang terjadi, sekarang ini era orang diam di rumah, tapi memiliki penghasilan tinggi. Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menilai masih banyak warga yang percaya tentang babi ngepet seperti yang terjadi di Depok. "Kalau kita renungkan sesungguhnya hari ini adalah era "babi ngepet"," katanya, Jumat (30/4).
Menurut dia, saat ini banyak orang yang tidak pernah terlihat bekerja dan berdiam diri di rumah tapi menghasilkan banyak uang, seperti online shop, trading saham dan bisnis aplikasi.
Ia mengatakan, kisah mistik babi ngepet merupakan ramalan orang dulu terhadap kehidupan saat ini. Cerita seseorang menyalakan lilin di ruangan tertentu di rumahnya, kemudian melepaskan babi untuk mengambil uang merupakan sebuah filosofi yang patut direnungkan.
Api yang menyala merupakan gambaran listrik yang harus hidup. Kemudian babi digambarkan sebagai pulsa atau kuota internet sebagai penyambung yang tidak boleh terputus agar proses komunikasi transformasi digital berjalan efektif.
Terakhir, proses gesek seperti babi ngepet bisa dilihat dari gambaran transaksi elektronik yang kini semakin mudah. Salah satunya menggunakan sistem gesek kartu debit atau kredit.
"Jadi saat ini memang saat di mana orang bisa bekerja menjadi "admin" tidak ke mana-mana tapi bergaji, orang bisa bekerja jadi "buzzer" tidak ke mana-mana juga bergaji, bisa bekerja sebagai "endorsement" bisa jadi hanya ambil gambar dan foto di rumah kemudian di-"posting" tidak ke mana-mana bergaji, bisa jadi selebgram atau youTuber yang bercerita di rumah tidak ke mana-mana juga bergaji," ungkap-nya.
Ia menilai di era digital semakin terbuka dan spirit keagamaan yang tinggi menjadi sebuah ironi jika masih banyak warga yang percaya dengan babi ngepet dan menimbulkan problem kejahatan.
"Tapi jangan mudah percaya pada sebuah cerita yang bertentangan dengan akal dan pikiran. Mari bersikap hidup rasional dan jauhkan diri dari sifat iri dengki dan prasangka. Berpuasa bersihkan hati agar hidup damai penuh cinta," ujarnya.
Kisah babi ngepet mencuat di Depok, Jawa Barat, beberapa hari terakhir. Terbukti itu hanya hoax.Isu babi ngepet hanya sebuah rekayasa oleh orang yang tak bertanggung jawab.
Bahkan akibat peristiwa ini, seorang ibu terkena imbasnya. Ia terkena fitnah karena orang di rumah saja namun tak kerja sempat dituduh piara babi ngepet.
Berita itu ternyata direkayasa seseorang dan kini pelakunya diamankan polisi. "Semuanya yang sudah viral tiga hari sebelumnya adalah hoaks, itu berita bohong," kata Kapolres Metro Depok Kombes Imran Edwin Siregar, Kamis (29/4/2021).
Imran menjelaskan, rekayasa dimulai ketika di permukiman itu, beberapa warga mengeluh uangnya hilang Rp 1 juta-Rp 2 juta.
Tersangka AI kemudian memesan secara online seekor babi dari pencinta binatang yang dibeli harganya Rp 900.000, dengan ongkos kirim Rp 200.000.
"Tujuan mereka adalah supaya lebih terkenal di kampungnya, karena ini merupakan salah satu tokohlah sebenarnya, tapi disebut tokoh juga tidak terlalu terkenal, jadi supaya dia dianggap saja," ungkap Imran.
"Seolah-olah mengarang cerita, ada tiga orang, satu orang turun tanpa menapakkan kaki, kemudian keduanya pergi naik motor, tiba-tiba satu setengah jam berubah jadi babi, padahal itu tidak benar. Sudah direncanakan," jelas Imran.