Oleh Bachtiar pada hari Sabtu, 01 Mei 2021 - 17:34:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Soroti Permenperin 3/2021, Pakar Ekonomi Faisal Basri: Yang Diuntungkan Para Pengusaha Besar

tscom_news_photo_1619865256.jpg
Faisal Basri Ekonom Senior (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Pakar ekonomi Faisal Basri, mengkritik keras atas terbitnya Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) No. 3 Tahun 2021, tentang Jaminan Ketersediaan Bahan Baku Gula dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Gula Nasional.

Faisal menduga, dibalik terbitnya Permenperin itu ada kekuatan besar yang mendorong agar dikeluarkannya Permenperin No.3/2021.

Bahkan menurutnya, aturan tersebut sangat merugikan industri dalam negeri, khususnya industri makanan minuman (mamin) dan UMKM di Jawa Timur.

"Yang kita hadapi adalah kekuatan besar dan Jawa Timur yang paling dirugikan, karena otomatis tidak bisa bersaing," kata Faisal di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Faisal, industri mamin di Jawa Timur begitu penting. "Bapak-Ibu harus menuntut haknya, tidak bisa dibiarkan seperti ini," tandas Faisal.

Dijelaskan Faisal, secara teoritis Jawa Timur merupakan basis industri terbesar kedua setelah Jawa Barat. Seharusnya pemerintah menjaga dan mendorong pertumbuhan industri di Jawa Timur.

Faisal mengingatkan, Pemerintah harusnya lebih berpihak kepada pelaku-pelaku usaha mikro, bukan malah mendukung praktek oligopoli.

"Ini jelas yang diuntungkan para pengusaha besar. Sementara, triliunan dari keuntungan para pengusaha itu hanya dibagi ke 11 importir," ungkap Faisal.

Faisal berpandangan, dengan adanya Permenperin tersebut, selain membuka peluang rembesan dengan dihilangkannya pelaporan perubahan pelabuhan dan kontrak jual beli antara gula rafinasi dengan industri mamin, juga mencederai semangat investasi dan menekan daya saing industri mamin.

Faisal juga mengapresiasi kepada seluruh stakeholders di Jawa Timur yang sudah bergerak menyuarakan protes atas keluarnya Permenperin No.3/2021 ini.

"Ini adalah fenomena baru pertama kali terjadi di negeri ini. Setelah berpuluh tahun harga gula mahal tapi tidak ada yang teriak, tidak ada yang demo. Ini sudah bener. Seluruh stakeholders Jawa Timur bergerak. Karena Permenperin ini produk dari aksi politik, maka harus dilawan juga dengan aksi politik dengan memobilisasi kekuatan rakyat Jawa Timur," tegasnya.

tag: #pangan  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement
Lainnya
Berita

Aksi Damai GPKR di Gedung Mahkamah Konstitusi untuk Menegakkan Kedaulatan Rakyat

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 28 Mar 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Dengan semangat perjuangan tanpa titik kembali, hari ini Kamis 28 Maret 2024, Gerakan Penegak Kedaulatan Rakyat (GPKR) akan kembali menggelar aksi damai bertempat di ...
Berita

KPK Diminta Jelaskan Alasan Periksa Shanty Alda di Kasus Dugaan Korupsi Abdul Gani Kasuba

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mantan Penyidik KPK, Yudi Purnomo mengatakan Penyidik KPK harus transparan dalam menangani perkara dugaan korupsi yang menyeret Gubernur Maluku Utara nonaktif, Abdul Gani ...