JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Pengetatan larangan mudik tahun ini untuk mencegah penyebaran covid 19, berpotensi menggairahkan perekonomian di DKI Jakarta dan sekitarnya. Hal ini disebabkan karena kondisi ekonomi yang mulai membaik dengan pertumbuhan ekonomi kita di kuartal I-2021 walaupun masih terkontraksi -0,74% namun sudah mengalami peningkatan dibanding dengan kuartal IV-2020 sebesar -2,19%.
Penyebab lainnya adalah adanya peningkatan jumlah perusahaan yang memiliki kemampuan membayar THR serta cairnya THR untuk ASN,TNI-Polri dan pensiunan. "Biasanya uang ini akan mengalir ke daerah tujuan mudik,namun karena larangan mudik yang sangat ketat maka uang tersebut berpotensi akan beredar di Jakarta dan sekitarnya," kata Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta.
Warga Jakarta yang tidak pulang kampung akan ramai mengunjungi Mall, hotel, restoran, café, pusat hiburan seperti Ancol,TMII, KB Ragunan, Monas, Kota Tua dan Kepulauan Seribu dan lainnya di kawasan Bodetabek.
Dengan banyaknya kunjungan wisata, terjadi transaksi ekonomi yang signifikan yang akan menggairahkan perekonomian Jakarta dan sekitarnya. Setiap tahun biasanya sekitar 7 jutaan atau setara 2,5 juta keluarga warga Jabodetabek mudik ke kampung halaman dan mengalirkan uang ke daerah mencapai Rp 10 triliun. Namun tahun ini keluarga di kampung hanya menerima kiriman uang lebaran karena larangan mudik. "Untuk mengisi liburan Idul Fitri tahun ini warga Jabodetabek akan mengunjungi berbagai tempat santai bersama keluarga dan diperkirakan akan terjadi perputaran uang sebesar Rp 1,25 triliun," katanya.
Perhitungan ini berdasarkan asumsi bahwa per keluarga membelanjakan paling sedikit Rp 500 ribu selama liburan Idul Fitri 1442 H. Ini perkiraan perputaran uang paling rendah dan ada kemungkinan di atas itu. Dengan adanya perputaran tersebut akan meningkatkan konsumsi rumah tangga dan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dan nasional.
Data Bank Indonesia menyebutkan peredaran uang dalam bentuk uang tunai selama masa Idul Fitri 1442 di seluruh Indonesia diperkirakan sebesar 152,14 triliun, meningkat sebesar 39,33% (yoy) dibandingkan tahun lalu sebesar Rp109,20 triliun.
Jika perputaran uang ini terealisasi selama masa Idul Fitri maka akan sangat efektif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal II-2021 yang dipatok di angka 7%, naik signifikan dari kuartal I-2021 yang masih minus 0,74%.
Untuk mengantisipasi penyebaran covid 19 selama musim liburan Idul Fitri 2021 di DKI Jakarta dan sekitarnya, Pemerintah dapat mempersiapkan satgas atau petugas keamanan untuk melakukan sosialisasi,pengawasan dan pemberian sanksi bagi pengunjung yang tidak disiplin melaksanakan protokol kesehatan. "Kita harus pastikan bahwa pasca libur Idul Fitri tidak terjadi lonjakan penyebaran covid 19 yang nantinya akan dapat mengganggu berbagai aktivitas bisnis dan perekonomian," katanya lebih lanjut.