JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Dua tokoh kenamaan yakni Rizal Ramli yang notabenenya adalah seorang pakar ekonomi sekaligus aktivis Demokrasi bertemu dengan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo disebuah masjid disalahsatu bilangan Jakarta baru-baru ini.
Pertemuan kedua tokoh berpengaruh tersebut tentu saja menimbulkan banyak spekulasi ditengah hangatnya isu indeks Demokrasi, tumbuh suburnya kekuatan oligarki, soal jabatan presiden tiga periode hingga munculnya nama-nama alternatif bakal calon presiden 2024.
Pengamat politik Gde Siriana Yusuf menilai, pertemuan tersebut sebagai momentum mengkonsolidasikan kekuatan lintas generasi dalam menyikapi persoalan-persoalan bangsa dan demokrasi yang tengah dalam ancaman serius saat ini.
"Bertemunya dua tokoh adalah hal lumrah. Tapi bertemunya Rizal Ramli dengan Gatot Nurmantyo, Shalat bersama di mesjid yang sama adalah hal langka. Kata "masjid" berarti tunduk, patuh dan taat penuh ta"zim. Dengan ketaatannya pada Tuhan, dua pemimpin tersebut tengah memikirkan nasib bangsa," kata Gde yang juga menjabat sebagai Komite Eksekutif KAMI ketika memberikan tanggapan dibalik pertemuan dua tokoh tersebut, Sabtu (08/05/2021).
Gde juga mengatakan, kedua tokoh tersebut juga sangat layak untuk ikut kontestasi pilpres mendatang.
Hanya saja, lanjut dia, banyak hambatan dan tantangan yang masih perlu diperjuangkan oleh kedua tokoh tersebut untuk menuju ke arah sana.
Misalnya saja, ungkap dia, sistem Presidensial Threshold yang masih mencerminkan kepentingan kekuatan oligarki yang perlu terus dikritisi.
"Presidential Threshold telah memasung anak bangsa yang terbaik untuk ikut kontes Capres, kecuali mereka di dukung oligarki. Untuk merubah kondisi bangsa lebih baik, PT harus di nol-kan. Berikan kesempatan putra-putra terbaik bangsa memimpin untuk selamatkan negeri yang kaya raya ini," tegas Gde.