Oleh Bachtiar pada hari Kamis, 08 Jul 2021 - 15:41:46 WIB
Bagikan Berita ini :

Indonesia Dalam Status Lower Middle Income, Hafisz: APBN Harus Fokus ke Penanggulangan Covid-19, Ekonomi Hal Kedua

tscom_news_photo_1625733706.jpg
Achmad Hafisz Thohir Anggota Komisi XI DPR RI (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Dalam laporannya, Bank Dunia (World Bank) mengumumkan bahwa Indonesia masuk ke dalam status negara lower middle income.

Menanggapi hal tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Thohir menilai, status tersebut imbas pola kebijakan pemerintah dimasa pandemi ini yang tidak konsisten.

"Ini gara-gara Pemerintah terlalu nafsu kejar ekonomi tapi menafikan kesehatan sebagai hal yang utama harus ditangani dulu. Pemerintah galau antara dahulukan ekonomi atau kesehatan. Padahal sudah jelas kesehatan diatas segalanya. Kalau meminjam istilah Cicero filsuf Romawi kuno bahwa "Keselamatan (kesehatan jiwa) rakyat merupakan hukum tertinggi bagi suatu negara" Salus Populi Suprema Lex Esto," tandas Politikus PAN itu kepada wartawan, Kamis (08/07/2021).

Hafis mengungkapkan, ia selaku wakil rakyat kerap kali mengingatkan bahwa target pertumbuhan ekonomi yang dipatok Pemerintah tidak akan tercapai sepanjang kepentingan rakyat dalam hal ini kesehatan tidak ditangani dengan maksimal.

"Dulu saya sudah protes keras dengan postur APBN yang masih mendahulukan pertumbuhan ekonomi diatas segalanya. Padahal kalau rakyat sakit mana mungkin ekonomi bisa bergerak. Hari ini kita lihat saja Covid-19 merajalela. Pertumbuhan ekonomi belum membaik. Sampai-sampai kita semua gak berani keluar rumah karena kasus Covid-19 naik tajam," sesalnya.

Yang jelas, kata dia, penanganan Covid-19 secara extra ordinary mesti dilakukan Pemerintah ketimbang memikirkan pertumbuhan ekonomi yang ujung-ujungnya juga tidak tercapai.

"Sudah tahap bahaya sekali saat ini Indonesia sudah hampir sama dengan India. Bahkan data per tanggal 7 Juli menunjukkan bahwa kasus terinfeksi ada di angka 34.379 dan angka kasus aktif 343.101. Indonesia juga saat ini statusnya telah masuk "alert" untuk kedatangan dibeberapa negara karena meningkatnya kasus Covid-19 sama seperti India dan Iran statusnya," ungkapnya.

"Inilah akibat Pemerintah ambigu antara ekonomi dulu atau urus pandemi dulu. Karena mau ambil kedua-duanya, ekonomi tetap ingin tumbuh tinggi sambil juga ngurusin Covid-19. Ngurus Covid-19 gak bisa di "sambil-sambil"," sindirnya.

tag: #ekonomi-indonesia  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Berita

TKN Akan Gelar Nobar Sidang Putusan Sengketa Pilpres

Oleh Sahlan Ake
pada hari Jumat, 19 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran bakal menggelar acara nonton bareng sidang putusan sengketa hasil Pilpres 2024. Acara itu akan digelar secara sederhana bersama ...
Berita

Kemenhub Catat Arus Mudik-Balik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melaporkan pergerakan secara nasional angkutan arus mudik-balik Lebaran 2024 mencapai 242 juta orang. Kemenhub menilai pelaksanaan ...