JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Sejumlah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) perguruan tinggi menyematkan berbagai julukan kepada Presiden Joko Widodo. Terbaru, BEM Udayana menjuluki Presiden Jokowi sebagai "The Guardian of Oligarch".
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul Jakarta, M. Jamiluddin Ritonga menilai, julukan tersebut tak lebih sebagai bentuk kritikan mahasiswa kepada Jokowi yang dinilai seolah-olah dikelilingi para oligarki.
"Keputusan yang diambil Jokowi juga seolah-olah dipengaruhi para oligarki. Karena itu, Jokowi dinilai lebih berpihak kepada oligarki daripada rakyat kebanyakan," ujar Jamiluddin, Selasa (20/7/2021).
Menurutnya, kritikan semacam itu sebenarnya sudah lama nyaring terdengar. Jokowi diisukan dikelilingi sembilan naga. Mereka inilah yang dirumorkan menentukan arah politik dan ekonomi di tanah air.
"Karena semuanya berupa selentingan, tentu sulit mendapatkan buktinya. Namun rumor itu terus berkembang dari mulut ke mulut hingga saat ini," terang Jamiluddin.
Untuk menjernihkan selentingan atau rumor tersebut, tentu sangat bijaksana kalau Jokowi menjelaskan duduk persoalan sebenarnya. Jokowi dapat menjelaskannya secara gamblang benar tidaknya sembilan naga tersebut menjadi para oligarki yang banyak menentukan arah politik dan ekonomi Indonesia.
"Dengan penjelasan Jokowi, diharapkan selentingan itu jadi terbantahkan. Para mahasiswa pun, seperti BEM Udayana, mendapat klarifikasi yang jelas dan langsung dari Jokowi," tegas Jamiluddin.
Ditambahkannya, klarifikasi Jokowi juga dapat membersihkan dari semua julukan negatif kepadanya.
"Ini akan meringankan langkahnya meninggalkan Istana pasca masa baktinya berakhir 2024," ucap Jamiluddin.
Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) sudah terlebih dahulu memberi gelar "The King of Lip Service" untuk Presiden Joko Widodo.
Setelah BEM UI menyebut Presiden Jokowi sebagai "The King of Lip Service", giliran Aliansi Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang memberikan gelar. Aliansi Mahasiswa UGM memberikan Jokowi ucapan selamat sebagai juara umum lomba "Ketidaksesuaian Omongan dengan Kenyataan"
Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (BEM KM Unnes) juga bereaksi. Berbeda dengan BEM UI dan Aliansi Mahasiswa UGM, BEM KM Unnes memberi julukan kepada Wakil Presiden RI Maruf Amin sebagai "The King of Silent", dan Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai "The Queen of Ghosting".