JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Tiga mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya yakni Ilham Rahmanto, Ardelia Bertha Prastika, dan Salsabila Farah Rafidah menyimpulkan teknologi rekayasa genetika CRISPR atau Clustered Regularly Interspaced Short Palindromic Repeats ternyata punya peluang untuk jadi metode deteksi dan pengobatan COVID-19.
Ilham Rahmanto, ketua tim penelitian yang juga mahasiswa semester lima dari Fakultas Kedokteran Unair menyatakan, penggunaan CRISPR-Cas13 sebagai metode deteksi COVID-19 punya akurasi yang tidak kalah dibandingkan RT-PCR sebagai gold standard.
Bahkan, deteksi COVID-19 lewat CRISPR-Cas13 bisa diketahui dalam satu jam dan menampilkan apakah virus Sars-CoV-2 itu hasil mutasi atau tidak.
Virus SARS-CoV-2 punya struktur dan genom berupa Gen S (spile) yang jadi ciri spesifik dan sensitif dari virus ini. Sehingga Gen S dapat digunakan sebagai target deteksi COVID-19.
Pengambilan sampel untuk metode CRISPR-Cas13 bisa melalui swab maupun darah. Kemudian, sampel tersebut akan diletakkan ke dalam strip khusus yang mengandung CRISPR-Cas13 dan Gold Nanoparticle (AuNP).
Strip pengujian COVID-19 menggunakan CRISPR-Cas13 yang diteliti Ilham Rahmanto, Ardelia Bertha Prastika, dan Salsabila Farah Rafidah.
Apabila virus SARS-CoV-2 terdeteksi, maka strip akan menunjukkan dua garis yang menandakan positif. Apabila hanya satu garis yang muncul, maka hasil dapat dikatakan negatif.
Menurut Ilham, gold nanoparticle yang dipakai dalam strip berfungsi untuk mengemas antibodi yang berisi marker fluoresensi. Apabila virus terdeteksi, maka marker fluoresensi akan menunjukkan warna pendar. Fungsi lain dari gold nanoparticle untuk melindungi reagen di dalam strip agar lebih stabil dalam kondisi lingkungan, sehingga tidak akan rusak.
"Selain ada strip biru, juga ada satu strip hijau untuk mendeteksi apakah virus tersebut hasil mutasi atau tidak. Apabila uji sampel di strip hijau hasilnya positif, artinya virus SARS-CoV-2 yang ada di tubuh pasien dapat dikatakan sebagai varian baru akibat mutasi. Sehingga perlu pemeriksaan lebih lanjut menggunakan RT-PCR untuk mengetahui susunan genomnya," kata Ilham pada Basra, Jumat (30/7