JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Meski bukan berasal dari partai politik seperti halnya Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, AHY namun nama Anies Baswedan tetap konsisten bertengger di urutan tiga besar sejumlah lembaga survei dalam hal elektabilitas. Justru beberapa nama-nama capres yang berasal dari parpol elektabilitasnya jeblok.
Menanggapi fenomena tersebut, Pengamat kebijakan publik IDP-LP, Riko Noviantoro menilai, konsistennya elektabilitas Anies Baswedan disejumlah lembaga survei merupakan fenomena yang cukup menarik.
"Bisa jadi publik sudah jengah, trauma dengan calon dari parpol. Anies tanpa parpol tapi disukai publik. Saya kira ini menandakan atau sinyal bahwa masyarakat menginginkan perubahan soal calon pemimpin mendatang. Masyarakat mungkin ingin calon pemimpin yang bebas dari lingkaran oligarki dan dinasti," kata Riko.
Riko mengatakan, jika pertanyaannya capres mesti memiliki kendaraan yakni harus melalui parpol, hal itu bukan masalah besar.
"Aturan formal memang begitu. Tapi politik itu bicaranya pragmatisme. Yang ada nanti parpol butuh figur yang punya pesona dan karisma yang diterima masyarakat. Sejarah mencatat bagaimana tanpa kendaraan parpol, Anies mampu membuktikan sebagai pemenang Pilgub DKI Jakarta," ungkapnya.
Riko menambahkan, dibandingkan kandidat capres lainnya, Anies termasuk kandidat yang easy going. Sekaligus nyata lakukan perubahan di Jakarta.
"Yang lain kan ingin dikenal publik mesti menggerakkan relawan, simpatisan, mesin partai yang tentu saja itu butuh dana. Anies adem ayem aja tanpa keluar dana tapi publik merespons positif," katanya.
Riko menilai, masyarakat semakin melek dan cerdas soal memilih pemimpin ke depan. Pastinya harus melayani rakyat.
"Era teknologi digital ini menjadikan masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihannya," ujar Riko.
Masyarakat, kata dia, membutuhkan calon pemimpin yang mampu memecahkan beragam persoalan berbasis pada rasionalitas. Serta mampu mendorong potensi lokal.