Oleh Bachtiar pada hari Kamis, 23 Mar 2023 - 17:12:47 WIB
Bagikan Berita ini :

Soroti Kerugian PT Sarinah, Darmadi Durianto: Model Bisnisnya Ada yang Keliru

tscom_news_photo_1679566367.jpg
Darmadi Durianto Politikus PDI-P (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Periode 2020-2021, PT Sarinah (Persero) mencatatkan kerugian sebesar Rp29,9 milyar. Sarinah mengklaim kinerja keuangannya tertekan atau alami kerugian karena terpengaruh oleh covid-19 serta adanya pemugaran gedung kala itu.

Anggota Komisi VI DPR RI, Darmadi Durianto menilai, tertekannya kinerja keuangan PT. Sarinah (Persero) bisa saja dipengaruhi oleh kurang tepatnya bisnis model yang mereka buat.

"Ini bisa kita lihat di mana retail revenue (pendapatan) Sarinah tahun 2022 hanya sebesar 23%. Laba yang signifikan justru masih dipengaruhi non retail hampir 77%, padahal bisnis intinya ada di retail," kata Bendahara Megawati Institute itu kepada wartawan, Kamis (23/03/2023).

Darmadi juga menyoroti kinerja keuangan Sarinah yang lagi-lagi mengalami kerugian pada tahun lalu. Menurutnya, jika kerugian terus berturut-turut tentu ada yang keliru dalam tata kelola perusahaannya termasuk plan bisnisnya.

"Rugi konsolidasi sebesar 28 M di tahun 2022. Ada perbaikan kerugian dari tahun 2021 yang rugi 76M. Tapi kerugian yang turun disebabkan oleh laba dari non retail sebesar 85 M. Jika tidak ada laba non retail sebesar 85 M maka rugi konsolidasi Sarinah akan jauh lebih besar. Rugi bisnis retailnya sebesar Rp113 M ditahun 2022. Yang jelas kinerja keuangan retail belum menggembirakan," ujarnya.

Darmadi juga mengatakan, kerugian bisa jadi disebabkan oleh model atau konsep revitalisasi Sarinah yang justru tidak fokus menggarap segmen retail.

"Padahal revitalisasi menelan biaya hingga mencapai Rp560 M. Revenue non retail biaya revitalisasi mencapai Rp446 M, sedangkan revenue retail hanya Rp136 M. Sepertinya Sarinah masih berat membangun bisnis retailnya," ujarnya.

Jadi, kata dia, implikasi seriusnya dibalik kurang fokus garap segmen retail, maka kecepatan (speed) bisnis terkesan agak lamban.

"Karena kontribusi pendapatan dari retail kurang signifikan (retail revenue contribution stuck). PT Sarinah harus nyadar bahwa memberikan ruang seluas-luasnya bagi UMKM dan menjadikan Sarinah sebagai rumah atau panggung produk Indonesia," tegas Legislator dari dapil DKI Jakarta III meliputi Jakarta Utara, Barat dan Kepulauan Seribu itu.

Menyikapi kondisi demikian, Darmadi menyarankan agar Sarinah membuat strategi bisnis yang jauh lebih Progresif ,Masif dan Radical ke pasar Sasaran (Target Market) dengan Speed yang jauh lebih tinggi.

"Sehingga strategic intent Kecepatan Untuk Tumbuh harus digelorakan dalam mencapai tujuan menjadi ikon dan merk nasional dan Top #10 BUMN Employer of Choice," urainya.

tag: #sarinah-thmarin  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
AMIN BANNER 01
advertisement
AMIN BANNER 02
advertisement
AMIN BANNER 03
advertisement
AMIN BANNER 04
advertisement
AMIN BANNER 06
advertisement
AMIN BANNER 08
advertisement