Opini
Oleh Nayawan Persada, S.IP (Alumni Ilmu Politik FISIP UI dan Pemerhati Militer) pada hari Minggu, 12 Jul 2015 - 09:40:46 WIB
Bagikan Berita ini :

Mencari Komandan Mabes AD yang Baru, Siapa Punya Peluang? (2)

76unnamed.jpg
Logo TNI AD (Sumber foto : Istimewa)

Analisis Peluang

Dari ketiga Pati bintang 3 AD tersebut, apabila dilihat kelulusannya dari Akmil, maka Munir dan Mulyono yang paling senior, yakni lulus Akmil tahun 1983. Tetapi dilihat dari sisi usia dan masa pensiun di TNI, maka Munir lebih tua dan akan pensiun di bulan Oktober tahun 2016, sedangkan Mulyono masuk pensiunnya di awal tahun Januari 2019, dan Ediwan Prabowo di bulan Oktober 2019 masa pensiunnya. Jadi apabila dilihat dari masa pensiun ketiga Pati bintang 3 AD tersebut, maka mereka masih pantas untuk menjadi KSAD karena masa pensiun mereka yang masih lama.

Lalu, apabila dilihat dari yang pernah menduduki jabatan di Kotama TNI AD, maka ketiga Pati tersebut pernah merasakan duduk di posisi Kotama TNI. Munir pernah menjadi PangdamIII/Siliwangi, selain itu jabatan Pangkostrad pernah dipegangnya. Mulyono pernah jabat Pangdam Jaya, bahkan kini menjabat Pangkostrad. Sedangkan Ediwan Prabowo merupakan mantan Pangdam V/Brawijaya.

Lalu bagaimana peluang Wakasad, Letjen M. Munir untuk menjadi KSAD?.

Munir naik jadi Wakasad menggantikan Moeldoko yang ketika itu telah diangkat menjadi KSAD. Sebenarnya Munir sudah tiga kali masuk nominasi menjadi KSAD, namun belum berhasil menjadi orang nomor satu di TNI AD. Munir dalam nominasi menjadi KSAD sebelumnya selalu tidak dipilih oleh Presiden (SBY ketika itu).

Dalam 3 kali nominasi menjadi KSAD, ternyata SBY lebih memilih Moeldoko, Budiman, dan Gatot Nurmantyo. Memang terasa janggal, kenapa SBY (ketika jadi Presiden) tidak memilih Munir menjadi KSAD, apalagi Munir merupakan ajudan Presiden SBY ketika periode I pemerintahannya (2004-2009).

Lantas, apakah Presiden Jokowi akan memilih Munir sebagai KSAD? Menurut saya, peluang Munir untuk menjadi KSAD masih fifty-fifty. Di satu sisi, peluang Munir untuk menjadi KSAD terbuka karena Munir merupakan Pati bintang 3 senior, yakni sudah dua kali Munir mendapat jabatan untuk bintang 3-nya, yakni sebagai Pangkostrad dan saat ini menjabat Wakasad. Namun di sisi lain, kemungkinan yang bisa menghambat Munir menjadi KSAD adalah dirinya mantan ajudan Presiden SBY.

Pada pergantian pemerintah (rezim), jarang ada Pati yang diusung pemerintah sebelumnya, kemudian bisa diterima oleh pemerintah selanjutnya untuk menduduki posisi strategis di TNI (KSAD).

Kemudian, bagaimana peluang Pangkostrad, Letjen Mulyono untuk menjadi KSAD? Mulyono menjabat Pangkostrad untuk menggantikan Gatot Nurmantyo yang diangkat menjadi KSAD. Sebelum menjabat Pangkostrad, karir militer Mulyono dihabiskan di satuan tempur, lembaga pendidikan, dan satuan teritorial. Lengkap sudah karir militer Mulyono sebagai prajurit TNI AD sebagai bentuk pengabdiannya. Maka itu, saya berpendapat bahwa peluang Mulyono untuk menjadi KSAD sangat terbuka dengan profesionalitasnya di TNI. Selain itu, Mulyono juga tidak pernah dikaitkan dengan pemerintah sebelumnya.

Walaupun jabatan bintang 3 Mulyono baru sekali promosi saja, yakni hanya sebagai Pangkostrad. Tetapi jika ditelusuri ke belakang, banyak Pati bintang 3 AD bisa terpilih sebagai KSAD walaupun baru sekali promosi di bintang 3-nya. Apalagi beberapa Pati AD yang pernah menjabat KSAD, sebelumnya hanya melalui jabatan Pangkostrad, seperti: Pramono Edhie Wibowo, George Toisuta, Ryamizard Ryacudu, Wiranto, dan Wismoyo Arismunandar.

Selanjutnya, bagaimana peluang Letjen Ediwan Prabowo yang sekarang menjabat Sekjen Kemhan untuk menjadi KSAD? Ediwan Prabowo dilantik menjadi Sekjen Kemhan pada tanggal 5 Mei 2014 untuk menggantikan Jenderal Budiman yang telah lama diangkat menjadi KSAD (Agustus 2013). Jabatan Sekjen Kemhan tersebut, telah menempatkan peraih Adhimakayasa Akmil Tahun 1984 sebagai Pati AD pertama yang meraih pangkat bintang 3 di angkatannya. Uniknya, Ediwan Prabowo bukan berasal dari kesatuan/korps Infanteri, melainkan dari kesatuan/korps Arteleri Medan.

Lantas, apakah Presiden Jokowi akan memilih Ediwan Prabowo untuk menjadi KSAD? Menurut saya, kecil kemungkinan saat ini Ediwan Prabowo diangkat menjadi KSAD. Hal ini karena jabatan bintang 3 Ediwan Prabowo baru sekali promosi, yakni di Sekjen Kemhan. Adapun jabatan bintang 3 Ediwan Prabowo saat ini bukanlah jabatan di struktur TNI. Selama ini yang menjadi KSAD berasal dari Pati bintang 3 yang jabatannya masuk di struktur TNI seperti: Wakasad, Pangkostrad, Dansesko TNI, dan KaBais TNI. Kecuali apabila bintang 3 nya sudah senior (sudah 2 kali dapat jabatan di bintang 3), baru bisa menjadi KSAD (Jenderal Budiman). Selain itu, latar belakang karir militer Ediwan Prabowo yang pernah menjadi Sespri Presiden SBY. Sekali lagi pernyataannya, pada pergantian pemerintah (rezim), jarang ada Pati yang diusung pemerintah sebelumnya, kemudian bisa diterima oleh pemerintah selanjutnya untuk menduduki posisi strategis di TNI (KSAD).

Memang keputusan pergantian KSAD merupakan hak prerogatif presiden. Semoga hak prerogatif presiden dalam memilih KSAD didasari atas dipilihnya Pati AD yang memiliki profesionalitas di TNI dan loyalitasnya pada bangsa dan negara. Hal ini karena tantangan TNI AD ke depan bukan hanya semata pertahanan kontinen. TNI AD juga harus bisa menangkal serangan berbagai aspek yang dapat mengancam keutuhan NKRI.(*)

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #tni ad  #ksad  #gatot nurmantyo  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Wawasan Yusril Sempit Untuk Bisa Membedakan Ahli Ekonomi, Ahli Hukum, atau Ahli Nujum

Oleh Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)
pada hari Sabtu, 13 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024 (bukan April Mop), saya hadir di Mahkamah Konstitusi dalam kapasitas sebagai Ahli Ekonomi, terkait sengketa Perselihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya ...
Opini

Wawasan Yusril Sempit Untuk Bisa Membedakan Ahli Ekonomi, Ahli Hukum, atau Ahli Nujum

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --1 April 2024 (bukan April Mop), saya hadir di Mahkamah Konstitusi dalam kapasitas sebagai Ahli Ekonomi, terkait sengketa Perselihan Hasil Pemilihan Umum 2024. Saya ...