Berita
Oleh Bani Saksono pada hari Kamis, 08 Okt 2015 - 15:33:13 WIB
Bagikan Berita ini :
Maluku Tuntut Keadilan Pengelolaan Migas

Blok Masela Bisa Lebih Besar dari Qatar

57Rizal ramly dan Tokoh Maluku.jpg
Menko Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli menemui para tokoh Maluku di kantornya, Rabu (7/10/2015) petang hingga malam (Sumber foto : Dok/TeropongSenayan)
Teropong Juga:

JAKARTA TEROPONGSENAYAN) - Sekitar 20 orang tokoh Maluku dari berbagai latar belakang menemui Menteri Koordinator Kemaritiman Dr Rizal Ramli, Rabu malam (7/10/2015) d kantornya. Mereka meminta keadilan bagi rakyat Maluku dalam hal pengelolaan blok minyak dan gas (migas) yang ada di Maluku.

Di antara mereka adalah pendiri Archipelago Solidarity Foundation Engelina Pattiasina, Suaidy Marasabessy, anggota DPD RI Nono Sampono, mantan Wakil Menteri Perindustrian Alex Retraubun, tokoh masyarakat Maluku di Jakarta Amir Hamzah, praktisi perminyakan Boetje Balthazar.

Hadir pula para akademisi dari Universitas Pattimura Ambon, seperti Pembantu Rektor II Prof Martinus Saptenno, Dekan Fakultas Hukum Dr Jantje Tjiptabudi, Semuel Leunufna, M. Kainama (Fakultas Hukum), maupun, dan peneliliti utama LIPI Ambon Dr Augy Syahilatua.

Alex Retraubun mengatakan, keberadaan blok migas di Maluku akan menjadi engine of growth (mesin pertumbuhan) untuk Maluku dan juga wilayah Indonesia Timur “Kami hanya ingin rakyat Maluku mendapat perlakuan dan hak yang adil atas sumber daya alam yang ada di Maluku. Sangat miris, karena Maluku menjadi provinsi termiskin keempat di atas kekayaan sumber daya alamnya,” katanya.

Engelina yang menginisiasi pertemuan itu menambahkan, wilayah Maluku memiliki 25 blok migas dan akan terus bermunculan. Menurut dia, sangat absurd, wilayah yang kaya justru menjadi daerah termiskin. “Kami tuntut keadilan dan meminta migas harus bermanfaat bagi rakyat Maluku yang termiskin keempat. UUD juga mengamanatkan sumber daya digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Rakyat Maluku mengharapkan itu,” tutur mantan anggota DPR dari Fraksi PDIP ini.

Dia menegaskan, kemiskinan akan berdampingan dengan kebodohan dan tidak sehat. Untuk itu, dengan kekayaan alam yang ada, semua pihak harus membantu Maluku keluar dari kemiskinan. Sebab, migas di Maluku bukan hanya menghidupi Maluku atau Indonesia Timur semata, tetapi akan menghidupi Indonesia, karena potensi migas sangat besar.

Sedangkan, Martinus Saptenno mengungkapkan, dari sisi hukum, Maluku sangat dirugikan dan diperlakukan tidak adil dalam pengelolaan migas. “Bagaimana mungkin, pemerintah daerah tidak mengetahui kalau wilayah memiliki blok migas dan sudah ditender. Ini tidak adil. Pemerintah harus rela untuk mengubah aturan sehingga daerah tidak dirugikan,” tegasnya.

Blok Masela Melebihi Qatar

Apa kata Rizal Ramli kepada pra tamunya itu? Dia menyatakan dukungan untuk mengubah paradigma pengelolaan migas. Menurut Rizal, Tuhan memberkati Maluku dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Misalnya, satu pertiga ikan di Indonesia berasal dari Maluku. Hanya saja, rakyat Maluku nyaris tidak mendapat apa-apa.

Sekarang, kata Rizal, di Maluku terdapat sumber minyak dan gas. Salah satunya, Blok Masela dengan cadangan gas sangat besar, sehingga dikenal sebagai blok gas abadi.

Bahkan, blok migas masih akan bermunculan di Maluku dan sangat besar. “Kalau dikelola dengan baik, migas di Maluku akan mengalahkan Qatar.Rakyat Maluku harus mendapat manfaat yang adil dari kekayaan alam. Kita harus ubah paradigma pengelolaan migas,” ujarnya.

Dia menjelaskan, pejabat harus mengubah paradigma dari yang penting ekspor dan tanpa peduli masyarakat mau dapat manafaat atau tidak. Blok Masela harus menjadi momentum perubahan paradigma.Rizal menambahkan, pengelolaan blok migas harus menguntungkan rakyat dan kawasan timur akan mendapat manfaat dari semua itu. (b)

tag: #Blok Migas Masela Maluku  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement