Berita
Oleh Yunan Nasution pada hari Kamis, 17 Des 2015 - 08:53:23 WIB
Bagikan Berita ini :

Saat Novanto Mundur, Jokowi di Istana "Ngakak"

57jokowi-ngakak.jpg
Presiden Joko Widodo (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) para Rabu (16/12/2015) sore kedatangan tamu para pelawak yang biasa menghiasi berbagai televisi nasional.

Dalam suasana santai itu, para pelawak ternyata berhasil mengocok perut Jokowi, sehingga gelak tawa pun keluar dari orang nomor satu di Tanah Air itu.

Tak lama berselang, berita Setya Novanto mundur dari jabatannya sebagai ketua DPR pun tersiar

Jokowi duduk di sisi Andre Taulany, Dorce, Nunung, dan Cak Lontong. Sementara di hadapannya tak bosan berbicara Jarwo Kwat, Sule, Parto, dan Aziz. Wajar jika Presiden pun akhirnya bisa "ngakak".

Presiden memang memanggil sederet komedian ternama hari itu untuk sekadar bincang santai dan makan bersama.

"Sepertinya Bapak (Presiden) capek dan ingin tertawa bareng para pelawak," kata sumber orang dalam Istana yang tak mau disebut namanya.

Boleh jadi pada detik dan waktu yang tak terpaut lama, rupa dan perasaan Jokowi versus Setya Novanto berlawanan 180 derajat.

Jokowi tengah tertawa lepas serasa tanpa beban, tepat ketika Novanto sedang diliputi kegalauan menjelang kemundurannya sebagai Ketua DPR RI, terkait masalah "papa minta saham" PT. Freeport Indonesia.

Sikap Setya Novanto jelas akan menuai polemik, sekaligus menjadi bahan yang paling banyak diperbincangkan.

Sementara Jokowi justru sedang melepaskan kepenatannya dan bersenda gurau, termasuk membicarakan usulan Cak Lontong untuk mendirikan Museum Komedi Indonesia di Kota Solo, kota asal Sang Presiden.

Keduanya berada di dua tempat yang berbeda, baik suasana maupun peruntungannya. Namun, keduanya jelas sedang saling melihat reaksi satu sama lain.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung pun telah berkali-kali menegaskan bahwa Presiden memberikan perhatian secara khusus terhadap proses di MKD, terkait sidang kasus etik yang melibatkan Ketua DPR Setya Novanto dalam polemik "papa minta saham" kepada PT. Freeport.

Menurut Pramono, Presiden dari waktu ke waktu menugaskan jajarannya untuk melaporkan perkembangan proses di MKD (Makamah Kehormatan Dewan).

"Artinya apa yang menjadi harapan publik, keinginan masyarakat itu bisa diterjemahkan dan ditangkap secara baik oleh teman-teman di MKD," tutur Mas Pram, sapaan karib Pramono Anung.

Memang Jokowi tak mungkin menutup mata, sebab konstelasi politik di DPR juga jelas harus menjadi bagian dari pengamatan utamanya.

Terlebih bahwa polemik yang sedang bergulir menyangkut dugaan pencatutan nama dirinya sebagai Presiden.(yn/ant)

tag: #jokowi  #setya-novanto  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement