JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) - Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi Gerindra Willgo Zainar menganggap usulan revisi APBNP 2016 oleh Menkeu Sri Mulyani Indrawati sebagai suatu terobosan ditengah pilihan yang serba sulit.
"Saya kira gebrakan yang dilakukan ibu Menkeu Sri Mulyani adalah sebuah keterpaksaan dari kondisi ruang fiskal yang sangat sempit, karena short penerimaan negara tahun ini diperkirakan Rp 219 triliun," ujar Wilgo saat dihubungi TeropongSenayan di Jakarta, Jumat (12/08/2016).
Sekalipun Gerindra sebagai oposisi, lanjut dia, namun tetap memberikan ruang bagi pemerintah untuk melakukan koreksi. Hal tersebut dilakukan semata-mata demi kepentingan bangsa dan negara.
"Tentunya kami bisa memahami ini. Sebagaimana kami juga Fraksi Gerindra pada APBN 2016 yang lalu sesungguhnya menolak RUU APBN 2016 yang diajukan pemerintah karena memang target yang ditetapkan tidak realistis dan belanja yang ambisius," ujar Wilgo.
Namun demikian, kata dia, Fraksinya berharap pemotongan ini dapat dibahas kembali bersama DPR minimal di Badan Anggaran sebelum pemangkasan dilakukan.
"Karena bagaimanapun juga APBNP 2016 yang kita tetapkan 28 Juni lalu telah dilakukan pemotongan disana sini. Sehingga rasionalisasi ini juga harus dibahas bersama DPR kembali idealnya agar fungsi budgeting DPR sebagai mitra pemerintah berjalan secara harmoni," tandasnya.
"Hal ini baik agar tidak menimbulkan polemik dan perdebatan yang tidak produktif dikemudian hari antara DPR dan Pemerintah," pungkas dia.(yn)