Hari ini, Minggu, 17 Maret 2019, publik Tanah Air kembali menyaksikan Debat Pilpres 2019. Pada debat putaran ketiga ini akan berlaga di panggung debat calon wakil presiden 01 KH Ma"ruf Amin dan calon wakil presiden 02 Sandiaga Salahuddin Uno.
Dalam debat ini mereka akan mengupas persoalan kesehatan, pendidikan, tenaga kerja, dan sosial budaya. Pak Kyai dan Bang Sandi akan bicara beraneka rupa masalah manusia.
Sejak lahir, dewasa dan masuk usia senja, kebutuhan setiap orang tak pernah jauh dari urusan kesehatan,pendidikan, ketenagakerjaan, dan sosial budaya.Manusia harus sehat agar bisa menjalani hidup. Agar sempurna menjalaninya, dia membutuhkan pendidikan dan jaminan pekerjaan. Selanjutnya, dia memerlukan interaksi sosial-budaya guna memenudi kebutuhannya sebagai mahluk sosial.
Publik berharap Pak Kyai dan Bang Sandi "fasih" menarasikan semua kebutuhan di atas. Sungguh, sebuah harapan yang wajar dan rasional. Untuk apa rakyat memilih pemimpin jika haknya akan kesehatan, pendidikan, serta kehidupan yang layak tidak terpenuhi. Adalah tugas Pak Kyai atau Bang Sandi memenuh hak-hak tersebut jika kelak memenangi Pilpres 17 April 2019.
Di samping isu kekinian, dalam debat kali ini seyogyanya mereka kembali membaca ulang akar masalah dari sektor-sektor yang diperdebatkan, khususnya sektor kesehatan dan pendidikan.Ini penting, karena lewat kedua sektor itu lah, negeri ini akan mendapat SDM yang mumpuni dan "tahan banting".
Di sektor kesehatan, terdapat beberapa Pekerjaan Rumah (PR) yang mesti segera dituntaskan. Yakni kesehatan ibu dan anak, tata laksana tuberkulosis, manajeman beban penyakit menular, penanganan kesehatan mental, serta pencegahan dan penanganan cedera kepala.
Di sektor pendidikan, Pak Kyai dan Bang Sandi perlu mendiskripsikan konsep peningkatan kualitas pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Persoalan terkait yang hingga kini masih terkatung-katung juga menarik dibicarakan. Salah satunya program wajib belajar (wajar) 12 tahun. Kabarnya, program yang ditujukan untuk mengurangi angka putus sekolah ini, masih di persimpangan jalan karena tidak memiliki payung hukum.
Masih di dunia pendidikan, publik juga ingin mendengar ide cerdas kedua cawapres guna menghilangkan ketidaksesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia kerja. Saat ini ada jutaan angkatan kerja yang belum mempunyai pekerjaan. Sementara pada saat yang sama, dunia usaha mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja terampil dan siap pakai.
Paparan di atas hanya narasi sekilas tentang permasalahan di sektor kesehatan dan pendidikan.Tentunya, banyak soal lain yang lahir dari irisan antar persoalan yang sudah ada. Selalu begitu, dan akan terus begitu. Bagaimana mengatasinya? adalah domain pemimpin bangsa untuk menjawabnya.
Selamat berdebat Pak Kyai, Bang Sandi, kami menunggu gagasan cerdas Anda berdua.(*)