Opini
Oleh Nasrudin Joha pada hari Rabu, 01 Mei 2019 - 21:23:54 WIB
Bagikan Berita ini :

Wiranto dan Moeldoko Tolak Ijtima Ulama III, Apa Urusannya?

tscom_news_photo_1556720634.jpg
(Sumber foto : Ist)

Ada ada saja dua orang ini, menolak Ijtima" Ulama III yang digagas para ulama. Peserta bukan, anggota bukan, undangan juga bukan, kok ngotot menolak Ijtima" Ulama.

Dalihnya telah ada Bawaslu dan MK, jadi dua orang ini mencurigai ijtima" ulama bikin gerakan aneh aneh. Kepada rakyatnya curiga, di inteli, hak dasarnya yang dijamin konstitusi untuk berserikat, berkumpul dan menyatakan pendapat mau dirampas. Tapi kepada asing ? Bungkam, nyalinya tempe.

Kapal TNI AL ditabrak kapal dinas perikanan Vietnam saja bungkam. Tidak keluar satu patah katapun komplain dan protes. Kepada rakyatnya ? Gaharnya Naudzubillah.

Sekarang, jika persoalannya curang, apa ya langsung dibawa ke MK ? Apa ujug ujug ke Bawaslu ? Kan perlu diverifikasi internal dulu. Nah, forum ijtima" ulama itu adalah sarana untuk mengevaluasi kecurangan pemilu yang begitu brutal, terstruktur, sistematis dan massif. Nantinya, akan ada pemaparan dari ahlinya, yang disampaikan kepada ulama, terkait kecurangan yang brutal itu.

Setelah melakukan evaluasi, klarifikasi, dan simpulan pasti tentang adanya kecurangan, barulah ulama mengeluarkan rekomendasi. Mau ditempuh cara legal konstitusional ke MK ? Boleh saja. Mau mengambil jalan legal konstitusional substansial, melalui people power ? Sah sah saja.

Yang menjadi aneh itu kenapa ulama mau berkumpul dilarang ? Ulama mau bermusyawarah ditakut-takuti ? Memangnya ulama teroris ? Memangnya orang mau musyawarah melanggar konstisusi ? Memangnya tugas negara memata-matai rakyatnya ? Kayak kurang kerjaan saja.

Sebaliknya, kepada para ulama kami tidak perlu menghiraukan ocehan Wiranto dan Moeldoko. Dulu, mereka juga menolak aksi bela Islam 212. Orang-orang rezim tidak pernah ridlo dengan agenda dan gerakan keumatan.

Namun, mereka bungkam ketika harga diri NKRI direndahkan asing, menjadi pelayan dalam Projek OBOR China, mengeluarkan duit triliunan untuk difestasi freeport yang hingga saat ini tidak ada satu rupiah pun yang diterima bangsa ini dari hasil divestasi.

Biarlah, anjing anjing rezim terus menggonggong, sementara kafilah umat yang rindu perubahan terus bergerak menuju tujuan. Tidak perlu dihiraukan ikhtiar rezim yang mulai putus asa hendak menghadang kebangkitan umat.

Kita telah terbiasa dizalimi, ulama kita telah banyak yang dikriminalisasi, tak mungkin kita menghentikan langkah hanya karena gertakan dan ancaman. Dulu, saat akan aksi bela Islam 212, ketua MUI yang saat ini menjadi cawapres ikut menghimbau tidak perlu dilakukan. Tetapi begitu sukses, si kakek ini mengklaim sebagai tokoh yang menggerakan aksi 212.

Ijtima" ulama III ini nantinya, ketika sukses digelar hingga sukses menjalankan agenda rekomendasi, pastilah kutu loncat rezim akan ikut mengklaim sebagai pihak yang berjasa. Mereka terbiasa bermuka seribu.

Sekarang kami umat Islam, titip ananah kepada ulama kami, untuk memutuskan yang terbaik bagi masa depan umat. Kami, telah siap berkorban, seluruh jiwa dan raga untuk menempuh jalan perubahan, menuju Indonesia yang lebih baik, menuju ketaatan yang paripurna kepada Allah SWT.

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...