Opini
Oleh Tardjono Abu Muas (Pemerhati Masalah Sosial) pada hari Sabtu, 13 Jul 2019 - 09:03:27 WIB
Bagikan Berita ini :

Rayahan Kursi

tscom_news_photo_1562983407.jpg
Ilustrasi (Sumber foto : ist)


Sebelum mengurai soal judul di atas, sengaja sidang pembaca saya ajak sejenak dalam khasanah pengayaan bahasa. Arti kata Rayahan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki 3 arti. Rayahan berasal dari kata dasar rayah. Rayahan adalah sebuah hanonim yakni suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan sama. Jika lafalnya sama disebut homofon, tetapi jika yang sama adalah ejaannya maka disebut homograf. Singkat kata, rayahan berarti rebutan. Contoh, setelah ia meninggal, hartanya menjadi rayahan saudara-saudaranya.

Terkait dengan judul tulisan: Rayahan Kursi, pascapasangan capres/cawapres Jokowi-Ma"ruf Amin yang dimenangkan oleh KPU dan MK, kini para Ketua Partai Koalisi 01 sibuk menyusun nama-nama yang akan diusulkan kepada presiden untuk menjadi menterinya. Layaklah jika judul di atas diawali dengan kata Rayahan atau bahasa kesehariannya disebut rebutan.

Kini, rayahan kursi sudah dimulai. Sangat mungkin ada yang berkeinginan memperoleh jatah kursi menteri yang proporsional sesuai dengan perolehan suara dalam pemilu. Ada pula yang ngotot dari salah satu partai dengan modal "pokoke" partaiku harus sekian menteri.

Boleh-boleh saja terjadi rayahan kursi menteri oleh beberapa partai pendukung Jokowi-Maruf Amin untuk saling berebut. Bahkan sangat mungkin berusaha keras untuk mendapatkannya dengan menghalalkan segala cara. Na"udzubillahi min dzalik.

Seyogyanya para elite partai pendukung Jokowi-Maruf Amin sedikit santunlah dalam keinginan memperoleh jatah kursi menteri untuk partainya. Karena soal yang satu ini, Nabi SAW pernah berpesan kepada Abdurrahman bin Samurah, lewat sabda beliau: "Wahai Abdurrahman bin Samurah, jangan engkau meminta jabatan (dalam pemerintahan), jika engkau diberi jabatan tanpa meminta, engkau akan dibantu Allah untuk melaksanakannya. Tetapi, jika jabatan itu engkau dapatkan karena engkau memintanya, maka engkau sendiri yang akan memikul beban pelaksanaannya (tanpa dibantu Allah)"(HR. Bukhari dan Muslim)

Siapkah tidak dibantu oleh Allah dalam memangku jabatannya nanti? Ataukah masih mau tetap "Rayahan/rebutan kursi" dilanjutkan?

Disclaimer : Rubrik Opini adalah media masyarakat dalam menyampaikan tulisannya. Setiap Opini di kanal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penulis dan teropongsenayan.com terbebas dari segala macam bentuk tuntutan. Jika ada pihak yang berkeberatan atau merasa dirugikan dengan tulisan ini maka sesuai dengan undang-undang pers bahwa pihak tersebut dapat memberikan hak jawabnya kepada penulis Opini. Redaksi teropongsenayan.com akan menayangkan tulisan tersebut secara berimbang sebagai bagian dari hak jawab.

tag: #menteri-jokowi  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Opini Lainnya
Opini

Ahlan Wa Sahlan Prabowo Sang Rajawali!

Oleh Syahganda Nainggolan
pada hari Rabu, 24 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Prabowo Subianto sah sebagai Presiden RI ke delapan. Itu adalah takdir Prabowo yang biasa dipanggil 08 oleh koleganya. Keputusan MK ...
Opini

Jalan Itu Tidaklah Sunyi

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --"Jika Mamah jadi penguasa apakah Mamah akan menjadikan anak Mamah pejabat saat Mama berkuasa?" Itu pertanyaan anakku malam ini. Aku mendengarkan anakku ini. ...