SEMARANG (TEROPONGSENAYAN)--Bukan hanya saat ini, sejak digulirkan pada 2016 wacana rekrutmen rektor asing sudah banjir penolakan. Hal ini disampaikan sendiri oleh Menristekdikti Mohamad Nasir.
Dia menjelaskan, wacana menggunakan jasa rektor dari luar negeri sudah ada sejak 2016. Dia mengakui penolakan atas wacana pada saat itu sangat luar biasa.
Saat ini, lanjut Nasir, penolakan serupa kembali muncul. Tak hanya itu, dia
mengaku dirundung selama beberapa pekan terakhir menyusul rencana pemerintah yang akan mendatangkan rektor asing.
"Saya hanya berpikir bagaimana perguruan tinggi di Indonesia bisa masuk kelas dunia, itu saja," kata Nasir di Universitas Diponegoro, Semarang, Kamis (1/8/2019).
Menurut dia, jika ingin perguruan tinggi (PT) maju, harus berkolaborasi.
"Tanpa kerja sama dengan perguruan tinggi yang sudah kelas dunia tidak mungkin," ujarnya.
Oleh karena itu, ia mengharapkan adanya perubahan perguruan tinggi di Indonesia.
"PT di seluruh dunia ini berkolaborasi sudah biasa. Rektor asing sudah biasa," katanya.
Dia menyebut sejumlah negara seperti Singapura, Hong Kong, serta Norwegia sudah melakukan hal tersebut.
"Beri kesempatan rektor asing, jangan ditutup," ujarnya.(plt)