JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Protes seniman terhadap pembangunanrevitalisasi kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat ditengarai karena kurangnya komunikasi.
Untuk itu, DPRD DKI menyarankan agar Pemprov DKI dan seniman duduk bareng untuk membicarakan masalah revitalisasi tersebut.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Gerindra Syarif meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melibatkan peran para seniman dalam revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM).
"Duduk bareng lah dengan seniman dengan forum itu, Jangan ngotot- ngototan, tapi saya berpendapat apa yang diupayakan Pemprov untuk tujuan yang lebih baik, hal-hal teknis mungkin kurang dipahami," kata Syarif di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (26/11/2019).
Lebih lanjut, Syarif menilai, pendekatan yang selama ini sudah dijalin antara Pemprov DKI Jakarta dengan para seniman itu sangat minim. Sehingga program yang sudah berjalan saat ini kurang dipahami dan menjadi permasalahan.
"Kemarin pendekatanya hanya formalitas, kan enggak begitu, Harusnya ada yang dari hati ke hati, ini kan soal komunikasi," ujarnya.
Syarif juga menolak atas rencana pembangunan hotel di TIM, karena menurutnya pembangunan tersebut akan merubah fungsi dari TIM itu sendiri.
"Prinsip Saya enggak setuju, tapi kalau dibangun ada Pembiayaan maintanance, itu harusnya dipikirkan, Setelah dibangun biaya maintanance itu harus dipikirkan," tandasnya.
Diketahui, revitalisasi TIM dilakukan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro) atas inisiasi Pemprov DKI Jakarta, dengan alokasi Rp 1,8 triliun. Anggaran itu berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD).
Sedangkan yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2019 senilai Rp 200 miliar. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan tahap pertama. (Alf)