Oleh Sahlan_ake pada hari Jumat, 27 Des 2019 - 21:58:55 WIB
Bagikan Berita ini :

Hanya Mendengar Dubes China, Indonesia Abaikan Fakta Kredibel Soal Uighur

tscom_news_photo_1577458735.jpg
Muslim Uighur di China (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Sikap Pemerintah Indonesia yang memilih mengabaikan dan tidak ikut campur atas dugaan pelanggaran HAM dan perlakuan represif yang dialami etnis Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang setelah mendengar penjelasan Duta Besar (Dubes) China sangat disayangkan.

Pemerintah Indonesia dinilai mengabaikan laporan kredibel yang dikemukan berbagai lembaga HAM internasional, laporan panel Dewan HAM PBB, dan sikap tegas 22 negara diantaranya Uni Eropa, Australia, Inggris, Kanada, Prancis, Jerman dan Jepang yang telah menulis surat kepada pejabat hak asasi manusia PBB untuk mengutuk perlakuan China terhadap etnis Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang.

Anggota DPD RI Fahira Idris mengungkapkan, selama ini sangat jarang para dubes termasuk para diplomat mengirim surat terbuka ke Dewan HAM PBB untuk mengkritik catatan hak asasi manusia pada sebuah negara. Namun, langkah ini harus ditempuh karena 22 negara ini berdasarkan fakta-fakta kredibelmelihat ada persoalan serius yang dialami etnis Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang.

Oleh karena itu, lanjut ia, langkah Indonesia yang menjadikan penjelasan Dubes China sebagai satu-satunya rujukan dengan mengabaikan fakta-fakta lain atas dugaan pelanggaran HAM terhadap etnis Uighur dan minoritas muslim adalah kebijakan yang sangat keliru.

“Langkah diplomasi meminta penjelasan Dubes China soal Uighur tidak masalah. Namun, menjadikannya sebagai satu-satu rujukan bagi Indonesia untuk bersikap itu sangat keliru. Dubes China pasti mengatakan kebijakan mereka terhadap etnis Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang tidak melanggar HAM. Namun, fakta-fakta kredibel yang sudah terkuak dan menyebar ke seluruh dunia berkata sebaliknya,” kata Fahira di Jakarta, Jumat, (27/12/2019).

Menurut Fahira, klaim China bahwa kebijakan mereka terhadap etnis Uighur dan minoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang untuk menjauhkan orang dari ekstremisme agama, terorisme, dan separatisme tidak serta merta menjadikan hal tersebut urusan dalam negeri China dan negara lain tidak boleh campur tangan.

Kebijakan sebuah negara di dunia yang diduga menginjak-injak HAM apalagi dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif akan menjadi urusan dunia.

“Kita tidak bisa abai soal fakta kamp-kamp konsentrasi yang menahan jutaan Muslim Uighur di Xinjiang. Dugaan penyiksaan, “pencucian otak”, larangan praktik dan atribut Islam, bahkan peraturan asimilasi (pembaharuan budaya) sistematis oleh penguasa China di Uighur semakin terkuak," kata Fahira.

Sebelumnya, pemerintah yang diwakili Menko Polhukam Mahfud MD dan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan jika pemerintah Republik Indonesia tidak akan mengintervensi urusan etnis Uighur.

Sementara Mahfud mengatakan pemerintah melakukan diplomasi lunak yang artinya Indonesia tidak mau mengintervensi karena menganggap soal etnis Uighur adalah urusan pemerintah China. Pernyataan ini keluar setelah keduanya (dalam kesempatan yang berbeda) mendapat penjelasan dari Duta Besar China untuk Indonesia untuk Indonesia, Xiao Qian. (Al)

tag: #  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Berita

Ali Wongso: SOKSI Dukung Penuh Jokowi dan Gibran Berada di Partai Golkar

Oleh Sahlan Ake
pada hari Kamis, 25 Apr 2024
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketum SOKSI ,Ir. Ali Wongso Sinaga mendukung penuh Pak Jokowi dan Pak Gibran berada di Partai Golkar. Hal ini sebagaimana pernyataan Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto ...
Berita

Bamsoet Apresiasi KPU dan Dukung Penetapan Prabowo - Gibran Sebagai Presiden dan Wapres RI

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo mengapresiasi kerja keras komisi Pemilihan Umum (KPU) serta mendukung penetapan Komisi Pemilihan ...