JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Akhmad Taufan Maulana, angkat bicara terkait tanggapan Karni Ilyas dan Fadli Zon mengenai ketidaktepatan ramalan cuaca yang dikeluarkan BMKG.
Menurutnya, BMKG telah memberikan Informasi sangat jelas dan disampaikan secara update dan berkala.
“Sesuai rilis BMKG yang secara berkala disampaikan kepada masyarakat bahwa hujan terjadi juga di wilayah Indonesia, tentu bukan hanya di wilayah Jabodetabek saja, sesuai dengan prediksi BMKG baik yang sudah disampaikan kepada masyarakat sebelum ataupun sesudah, bahwa secara detail kami sampaikan, mulai potensi di pagi hari, siang, sore sampai dengan malam hari,” kata Taufan saat dihubungi TeropongSenayan di Jakarta, Senin (13/1/2020).
“BMKG memberikan updating secara berkala kepada masyarakat terkait perubahan kondisi atmosfer wilayah Indonesia yang bisa diakses melalui website, media sosial, aplikasi infobmkg,” sambungnya.
Dalam informasi yang telah dirilis BMKG sebelumnya, berdasrkan hasil analisis dinamika atmosfer menunjukkan aktivitas monsun Asia masih signifikan, gelombang atmosfer (MJO) masih aktif di wilayah Indonesia, pola konvergensi angin yang memanjang mulai dari Banten bagian utara hingga Nusa Tenggara sebagai akibat dari adanya pusat tekanan rendah di Barat Laut Australia dan Bibit Siklon Tropis di sekitar Teluk Carpentaria Australia, berpotensi cukup signifikan meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia termasuk Jabodetabek.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG menyampaikan prakiraan potensi Hujan Sedang-Lebat di wilayah Jabodetabek, dan pada tanggal 11-12 Januari 2020 BMKG menginformasikan bahwa secara umum, kondisi hujan di wilayah Jabodetabek relatif berkurang dibandingkan dengan periode tanggal sebelumnya. Hujan dengan intensitas ringan-sedang masih dapat terjadi terutama di wilayah Bogor, Depok, Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Bekasi, dan Tangerang.
Humas BMKG juga menjelaskan bahwa pihak yang menyebarkan viral tersebut salah menterjemahkan, BMKG memprediksi intensitas hujan tanggal 11 sampai dengan 12 Januari di Jabodetabek menurun bukan menginformasikan bahwa pada tanggal 12 Januari akan terjadi hujan ekstrim.
“Pihak yang menyebarkan viral tersebut salah menterjemahkan info Weather Alert dari Kedubes AS, yang harusnya tertulis "through" artinya "sampai dengan" tapi diterjemahkan "pada" 12 Januari," jelasnya.
Sebelumnya, Politikus dari partai Gerindra Fadli Zon dalam kicauannya di Twitter menyindir tingkat akurasi BMKG soal ramalan cuaca yang tidak tepat.
"Sy juga heran lembaga kita sering salah ramal atau salah data. Dmn pertanggungjawabannya. Jangan2 pakai feeling ngeramalnya. Jadi ingat tsunami di Banten. Tapi so far paling bagus BBC Weather trus lihat Jakarta,” tulis Fadli Zon dalam aku Twitter @fadlizon (12/1/2020). (Bng)