JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Aktivis Hariman Siregar memandang bahwa untuk menjadi aktivis diperlukan jiwa-jiwa semangat perjuangan. Bukan dijadikan aktivis sebagai pemburu rente atau mencari penghidupan.
Hal ini disampaikan Hariman dalam rangka memperingati 20 Tahun InDEMO dan 46 Tahun Peristiwa 15 Januari 1974 (MALARI).
"Aktivis itu bergerak karena terganggu, hatinya terusik. Mereka manusia yang sensitif. Aktivis bukan pekerjaan, bukan profesi untuk mencari penghidupan, apalagi menumpuk kekayaan. Mereka orang merdeka, independen. Harta mereka itu adalah teman-temannya. Aktivis bukan pemburu rente," tegas Hariman.
Hariman juga mengkritik kondisi Demokrasi saat ini yang diperlukan pemimpin yang tegas.
“Kita perlu pemimpin yang tegas dalam demokrasi saat ini, dulu kami masih muda-muda saat itu berpikir bahwa Indoensia 20 tahun kedepan akan jadi paling kuat di asia. Tapi yang begini saat ini, Capres yang kalah saja mau jadi menteri,” jelas Hariman.
NamaHariman Siregaradalah seorangaktivis Indonesia bersamatokoh mahasiswalainnya, sepertiSyahrir,Muhammad Aini Chalid,Judilherry Justam, dan lainnya, Kita tahun bahwa Hariman merupakan tokohutama peristiwaMalaripada15 Januari 1974.
Hariman adalah saksi peristiwa bersejarah, saat itu ia merupakan Ketua Dewan Mahasiswa (DM) Universitas Indonesia(UI) setelah terpilih melalui pemilihan yang diintervensipemerintahanOrde BarumelaluiAli Murtopo.
Karena peristiwa Malari, Hariman bersama beberapa tokohmahasiswalainnya itu kemudian dipenjaraolehrezim penguasa masa itu. Dalam catatan pergerakan Hariman bersama InDEMO aktif membuat forum diskusi demokrasi dan kini InDEMO masuk usia 20 tahun. (Al)