Oleh Alfin Pulungan pada hari Rabu, 11 Mar 2020 - 07:36:10 WIB
Bagikan Berita ini :

Polemik Corona, Benarkah Terawan Tutupi Informasi Soal Corona?

tscom_news_photo_1583886970.jpg
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (Sumber foto : Ist)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) -- Penanganan virus novel coronavirus yang diklaim "gampang" keluar dari mulut Terawan Agus Putranto pada akhir Januari lalu. Menteri Kesehatan RI ini mengatakan Corona atau Covid-19 mudah dicegah jika masyarakat menjaga imunitas tubuh dengan baik. Terawan lantas mengimbau masyarakat tak perlu resah menyikapi virus yang menggempur lebih dari seratus negara ini.

Anggapan soal mudahnya menangani dan mencegah virus corona belakangan ini lenyap setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya dua kasus Corona pertama di Indonesia. Tak berselang lama, masyarakat pun gempar hingga kebutuhan kebersihan seperti masker dan hand sanitizer dalam waktu yang tak lama turut lenyap dari peredaran.

Sejak awal merebak di China, Terawan memang tampak tak bergegas mengambil tindakan. Tak ada imbauan atau tindakan yang signifikan darinya di saat dunia sedang kewalahan mengantisipasi wabah corona. Akibatnya, sikap pemerintah yang dituding lamban ini mendapat kritikan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Anggota Ombudsman RI, Alvin Lie, mengatakan sejak 26 Januari lalu lembaganya telah menyampaikan pesan kepada pemerintah agar melakukan langkah awal antisipasi corona, seperti membentuk pusat informasi krisis corona. "Pengelolaan komunikasi publiknya sangat buruk. Begitu pula dari aspek pelayanan kesehatan, pemerintah belum sigap," kata dia seperti dikutip Tempo.

Tak hanya Ombudsman yang menganggap pemerintah kurang cekatan menghadapi corona, Anggota Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Hermawan Saputra, juga berpendapat sama. Dia berujar, pada awal kasus ini meluas, pemerintah belum optimal dalam menanggulangi corona. Hal ini bisa dilihat dari lolosnya sejumlah pengidap Covid-19 ke Indonesia. Ia mengimbuhkan, komunikasi publik Terawan juga sering tidak tepat. "Komunikasi yang parsial dan tidak pada tempatnya harus dihindari," ujarnya.

Runyamnya penanganan virus corona oleh pemerintah menimbulkan dugaan bahwa Terawan pasif bahkan cenderung tidak transparan menguak kasus corona ke publik. Kendati demikian, dugaan-dugaan tersebut dibantah oleh juru bicara pemerintah dalam penanggulangan virus corona, Achmad Yurianto.

Yuri mengatakan, sejak awal kasus ini merebak pada Desember lalu, Terawan sudah mengeluarkan sejumlah upaya. Ia mencontohkan, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan sudah diperintahkan untuk mengecek kesiapan 100 rumah sakit yang pernah dipakai untuk menangani pasien flu burung.

Tak hanya itu, Menteri Kesehatan, kata dia, juga memerintahkan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit untuk memeriksa kesiapan dan memperkuat pengawasan di pintu masuk negara.

Agaknya, desas-desus tudingan tak transparannya pemerintah terhadap masalah corona ini juga tak disetujui oleh pihak Komisi Kesehatan di DPR. Anggota komisi IX yang membidangi soal kesehatan di DPR, Saleh Partaonan Daulay menganggap tudingan itu tidak tepat.

Menurut dia, pemerintah tentu tetap memberikan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat. Pasalnya, hal ini berkaitan dengan keselamatan orang banyak. Maka pemerintah pun tak akan bertindak sepele mengatasi hal yang bersangkutan dengan keselamatan warganya. Dengan begitu, masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan dan kesiagaan.

“Pemerintah tidak mungkin menutupi. Tidak ada juga untungnya. Apalagi negara-negara yang warganya positif terjangkit, semuanya mengumumkan secara terbuka” katanya saat dikonfirmasi TeropongSenayan, Selasa (10/3/2020).

Meski begitu, lanjut Saleh, pemerintah diharapkan dapat bekerja maksimal dalam mengantisipasi penyebaran Covid-19 ini. Sebab, vaksin dan obat untuk mencegah dan mengobati jangkitan virus corona sampai hari ini belum ditemukan. Di sisi lain, belum ada tanda-tanda bahwa virus ini akan segera menghilang.

“Kalau vaksin dan obatnya tidak ditemukan, berarti yang perlu diupayakan adalah agar masyarakat tidak terjangkit. Caranya, perlu sosialisasi, edukasi, dan komunikasi kepada seluruh lapisan masyarakat.” ujarnya.

tag: #corona  #kementerian-kesehatan  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
IDUL FITRI 2024
advertisement
IDUL FITRI 2024 MOHAMAD HEKAL
advertisement
IDUL FITRI 2024 ABDUL WACHID
advertisement
IDUL FITRI 2024 AHMAD NAJIB
advertisement
IDUL FITRI 2024 ADIES KADIR
advertisement
Lainnya
Zoom

Mengapa Jual Beli Jabatan Merupakan Modus Korupsi yang Populer?

Oleh Wiranto
pada hari Kamis, 06 Jan 2022
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menangkap Walikota Bekasi Rahmat Effendi, pada Rabu (5/1/2022). KPK mengamankan 12 orang termasuk Wali Kota Bekasi Rahmat ...
Zoom

Anies dan Ridwan Kamil Akan Digugat Apindo, Ini Alasannya

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan kini sedang berhadap-hadapan dengan pengusaha. Anies vs pengusaha ini terkait dengan keputusan Anies yang mengubah kenaikan UMP dari ...