JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Pemerintah Cina berang terhadap permintaan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo. AS dinilai berbohong dan berusaha mengalihkan kesalahan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Hua Chunying menyuarakan kemarahan atas klaim Pompeo atas ratusan ribu orang yang meninggalkan Wuhan. "Berhentilah berbohong!"
Ia menegaskan, seperti seperti yang pernah disampaikan para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), upaya Cina untuk mencegah ratusan ribu kasus infeksi sudah benar.
Sementara itu, jurubicara lain Kemenlu Cina, Geng Shuang, mengatakan bahwa Tiongkok telah menunjukkan "pengorbanan besar" dan berkontribusi terhadap kesehatan global.
"Beberapa orang di pihak AS berusaha untuk menstigmatisasi perjuangan China melawan epidemi, dan mengalihkan kesalahan ke China," kata Shuang seperti dilansir situs einews.com (23/3/2020).
Media pemerintah Beijing pun turun membela negaranya dengan mengejeknya di Twitter dengan tagar seperti #TrumpSlump dan #Trumpandemic.
Chunying mengatakan Cina pertama kali memberi tahu AS tentang wabah virus baru yang kemudian diberinama WHO COVID-19, pada 3 Januari lampau. Tetapi, AS baru memperingatkan warganya yang tengah berada di Wuhan pada 15 Januari. “Dan sekarang menyalahkan Cina atas keterlambatan?
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus menjawab pernyataan Chunying. "Pada 3 Januari, otoritas Cina telah memerintahkan sampel virus # COVID19 dimusnahkan, membungkam para dokter Wuhan, dan menyensor berita tersebut yang tersebar di online," kata Ortagus.
Kegeraman Cina ini buntut dari pernyataan Pompeo, Jumat pekan lalu. Ketika itu ia meminta pemerintah Beijing berbagi data soal virus Corona yang bermula dari Wuhan. Cina punya kewajiban khusus kepada para ilmuwan karena punya pengetahuan awal soal Corona.
“Kita perlu memastikan bahwa bahkan hari ini, set data yang tersedia untuk setiap negara, termasuk set data yang tersedia untuk Partai Komunis Tiongkok, tersedia untuk seluruh dunia. Sangat penting untuk membuat orang tetap aman,” kata Pompeo kepada wartawan di Gedung Putih, Washington, Ibukota AS.
Pompeo menuding Cina tidak melakukan sesuatu dengan benar dan membahayanya nyawa dengan membiarkan virus Wuhan menyebar ke sejumlah negara termasuk ke Italia yang paling besar penderitanya setelah Cina. “Cina menyia-nyiakan hari berharga,” sambung Pompeo.
Sebelumnya, Pemerintah Iran juga geram terhadap kesediaan AS untuk membantu Iran mengatasi COVID-19 dengan syarat. Pemimpin tertinggi Ayatollah Khamenei menolak bantuan tersebut dengan mengatakan AS “pembohong.”