JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) – Upaya untuk mencari obat yang ampuh untuk mengobati pasien COVID-19 terus dilakukan sejumlah ilmuwan AS. Para peneliti di sana menjajal penggunaan plasma darah pasien COVID-19 yang sudah sembuh untuk disuntikkan ke pasien COVID yang masih sakit.
Menurut ilmuwan tadi, orang yang baru sembuh dari COVID-19, memiliki antibodi yang mengandung darah, atau protein yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh untuk melawan virus. Komponen darah yang membawa antibodi dapat dikumpulkan dan diberikan kepada pasien yang baru terinfeksi - dikenal sebagai “plasma pemulihan”.
Dengan panduan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), para ulmuwan mulai mengumpulkan plasma dari dari pasien yang baru sembuh. Tentu ini lewat kordinasi periset dari RS Mayo Clinic di Rochester, Minnesota, AS.
"Secara historis, ini berhasil," kata Prof Dr. Jeffrey Henderson, ahli mikrobiologi molekuler di Fakultas Kedokteran Universitas Washington di St. Louis, dalam reuters.com (5/4/2020). "Sebelum kami memiliki vaksin, ini digunakan untuk penyakit menular seperti campak dan difteri."
Para peneliti yakin itu akan berhasil, sebab sudah pernah dilakukan pada saat dokter mengatasi pandemi flu Spanyol pada 1918.
Mereka kini tengah melakukan studi klinis. Percobaan serupa sedang berlangsung di negara-negara lain.
Dalam satu percobaan di Cina, tingkat virus pada lima pasien COVID-19 yang sakit parah tidak terdeteksi setelah transfusi plasma, menurut hasil studi yang diterbitkan minggu lalu di The Journal of American Medical Association, terbaru.