JAKARTA; (TEROPONGSENAYAN) – Amerika Serikat (AS) tengah menghadapi wabah COVID-19 yang memakan banyak korban. Jumlah kasusnya terus mencuat hingga 644.089 kasus dan yang meninggal dunia mencapai 28.529 orang.
Jumlah yang terus melonjak mendorong Presiden AS Donald Trump kepingin tahu bagaimana rupa dan asal virus corona itu. Trump juga perlu memastikan apakah Corona berasal dari sebuah laboratorium di Cina.
“Beijing perlu berterus terang (pada apa yang mereka ketahui),” kata Mike Pompeo, Menteri Luar Negeri AS, dalam situs reuters.com (16/4/2020). Dugaan itu disampaikan karena laboratorium itu terletak tak jauh dari lokasi pasar dimana virus pertama kali menyebar lewat penjualan kalelawar.
Teropong Juga: Investigasi Newsweek: Pentagon Sudah Tahu Virus Corona Pada November 2019.
Laporan dari Fox News menjelaskan bahwa virus itu berasal dari laboratorium di Wuhan. Namun laboratorium itu tidak memanfaatkan virus tersebut sebagai senjata biologi, melainkan sebagai bagian upaya Cina untuk menunjukkan bahwa upayanya untuk mengidentifikasi dan memerangi virus sama atau lebih besar dari kemampuan AS.
Laporan tersebut juga menengarai baha laboratorium itu dipakai sebagai eksperimen virologi untuk mengetahui karakteristik virus. Maklum, sistem keselamatan di Cina lebih rendah yang memudahkan warga Cina gampang terinfeksi.
Pada jumpa pers di Gedung Putih, seorang wartawan sempat menanyakan apakah virus itu dilarikan dari Wuhan ke AS sehingga jumlah warga AS yang terinfeksi sangat besar.
Trump mengaku sudah mengetahui. “Kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi mengerikan yang terjadi ini,” katanya.
Namun ketika ditanya apakah hal itu akan dibahas dalam pertemuan dengan Presiden Cina Xi Jin ping, Trump bilang tidak akan menanyakan, karena merasa tidak pantas.
Saat ini AS sangat membutuhkan bantuan Cina karena Cina telah memberikan bantuan alat perlindungan diri buat para tenaga medis di negeri Paman Sam.
Sedangkan mengenai banyaknya kasus COVID-19 di AS yang menembus angka di atas 600.000-an tersebut, Pompeo berdalih bahwa itu terjadi karena negaranya banyak memberikan laporan soal kasus COVID. Ini berbeda dengan Cina yang terkesan menutup-nutupi.
Di lain pihak, Lembaga Virologi Wuhan milik pemerintaha Cina menepis desas-desus tersebut.