JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Dana Pemulihan Ekonomi Nasional pinjaman Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dari PT SMF untuk membiayai enam proyek infrastruktur termasuk Taman Ismail Marzuki (TIM) dan Jakarta International Stadium (JIS).
"Ini adalah penambahan pada kelompok Belanja Langsung dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang juga masuk di dalam Raperda Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2020 untuk enam proyek," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (3/11).
Dana PEN yang sudah dicairkan dari BUMN itu sebesar Rp3,26 triliun ini, kata Anies, dialokasikan untuk pertama peningkatan infrastruktur pengendalian banjir.
Kedua, untuk peningkatan Infrastruktur peningkatan layanan air minum. Ketiga untuk peningkatan infrastruktur pengelolaan sampah dan keempat untuk peningkatan infrastruktur transportasi.
Kelima, untuk kegiatan transformasi digital dengan proyek pengembangan dan pengelolaan ekosistem provinsi cerdas dan kota cerdas. "Lalu peningkatan infrastruktur pariwisata dan kebudayaan (revitalisasi TIM) serta peningkatan infrastruktur olahraga (pembangunan JIS)," ujar Anies.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohammad Taufik mengaku pihak legislatif sepakat pinjaman dana PEN yang telah cair digunakan untuk pengerjaan sejumlah proyek yang terkendala karena sebenarnya itu adalah proyek yang sudah ditetapkan anggarannya sebelum pandemi COVID-19.
"Pinjaman itu untuk pembiayaan proyek yang ditetapkan 2020, tapi mangkrak karena income enggak masuk," kata Taufik dalam pesan singkatnya.
Taufik mengatakan dana PEN tersebut adalah untuk pembiayaan proyek yang telah ditetapkan dan memiliki skema multiyears atau tahun jamak. "Itu kan rata-rata multiyears, jadi enggak keganggu sama tahun," ujarnya.
DKI Jakarta dan Jawa Barat termasuk daerah yang terdampak sangat besar oleh COVID-19 terhadap kesejahteraan dan ekonomi masyarakatnya.Sementara kontribusi kedua provinsi tersebut terhadap perekonomian Indonesia memiliki porsi yang besar yaitu mencapai sekitar 30 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
DKI Jakarta itu sekitar 18 persen. Jika DKI dan Jabar bangkit maka berdampak pada 30 persen dari GDP Indonesia.