JAKARTA (TEROPONGSENAYAN)-Vaksin Nusantara yang diprakarsai Terawan Agus Putranto menjadi gunjingan karena banyak pihak yang menyatakan itu bukan buatan pakar Indonesia tapi asing. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bahkan menyebut vaksin Nusantara memiliki banyak kejanggalan. Tapi ternyata banyak juga yang mendukung vaksin Nusantara.
Sebut saja pengusaha kondang Aburizal Bakrie. Ketua Dewan Pembina Partai Golkar itu bahkan menerima suntikan vaksin Nusantara hari ini, Jumat (16/4) langsung oleh Agus Putranto di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Kabarnya Aburizal Bakrie baik-baik saja.
"Pak Ical sudah disuntik Vaksin Nusantara pukul 14.00 WIB tadi di RSPAD. Disuntik Pak Terawan," kata Juru Bicara Aburizal Bakrie, Lalu Mara Satriawangsa, Jumat (16/4).
Kata Lalu Mara, kondisi Ical sampai saat ini baik. Ical mendoakan agar apa yang dikerjakan Terawan dan tim berhasil. "Kalau berhasil kita semua yang diuntungkan. Masyarakat bisa bebas dari COVID-19. Beliau juga berharap masyarakat tetap disiplin melaksanakan prokes. Baik yang sudah divaksin maupun belum," kata dia.
Sebelumnya, politikus Golkar itu sosok itu melakukan proses pengambilan darah di RSPAD Gatot Soebroto Pada pekan lalu, Kamis (8/4).
Dalam video berdurasi 8 detik itu, Ical terlihat memegang sampel darah yang akan digunakan untuk vaksin Nusantara. "Ini vaksin Nusantara. Saya pertama kali, Insya Allah berhasil," kata Ical, dikutip dari video.
Sebelumnya, sejumlah tokoh juga telah diambil sampel darahnya untuk proses vaksinasi Vaksin Nusantara. Bagaimana mereka menanggapi vaksin Nusantara ini?
Gatot Nurmantyo
Mantan Panglima TNI, Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku bersedia mengikuti pengambilan sampel darah untuk uji vaksin Nusantara demi bangsa dan negara.
"Saya ini lahir di sini, makan di sini, minum di sini, diberi ilmu di sini, dan dididik sebagai seorang prajurit di Bumi Pertiwi. Kemudian ada hasil karya putra Indonesia yang terbaik kemudian uji klinik, kenapa tidak saya. Apapun saya lakukan untuk bangsa dan negara ini," ujar Gatot setelah menjalani uji klinis vaksin Nusantara di RSPAD, Jakarta Pusat, Rabu (14/4/2021).
Sufmi Dasco Ahmad
Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan vaksin produksi dalam negeri harus didukung. "Saya pikir begini, kita kan harus mendukung produksi dalam negeri, terutama produksi anak bangsa. Nah, kita tahu bahwa vaksin-vaksin dari luar ini juga masuknya nggak gampang ke Indonesia, apalagi saat sekarang ini embargo vaksin dilakukan oleh negara-negara penghasil vaksin," tutur Dasco.
"Oleh karena itu, kita harus support vaksin-vaksin yang ada, kita tahu juga bahwa ada vaksin-vaksin mandiri. Nah, saya pikir dengan ada vaksin Nusantara akan menambah kekayaan vaksin, apalagi produksi dalam negeri sehingga bisa membantu pemerintah untuk menekan laju COVID di negara kita," kata Dasco.
Saleh Daulay
Anggota DPR Fraksi PAN Saleh Daulay mengatakan sikapnya yang berani ambil bagian ini tak bermuatan politis.
"Kita berani jadi contoh. Berani untuk divaksin lebih awal. Saya melihat, para peneliti dan dokter-dokter yang bertugas semuanya ikhlas. Tidak ada muatan politik sedikit pun. Sekarang kan kita masih tergantung negara lain. Ketika diembargo, program vaksinasi kita langsung terganggu. Setidaknya mengganggu jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya. Di situ pentingnya kemandirian dan kedaulatan tersebut," ujar Saleh.
Adian Napitupulu
Anggota DPR RI Fraksi PDIP, Adian Napitupulu mengaku memiliki komorbid. Dengan kondisinya yang punya penyakit jantung, ia tidak berani menggunakan vaksin pada umumnya.
"Saya punya penyakit jantung, ring sudah 5. Komorbid, jadi ada penyakit sendiri. Saya cari literasi terkait Sinovac, nggak bisa. Lalu AstraZeneca, efeknya penggumpalan darah itu bahaya buat jantung. Hari ini Johnson & Johnson juga ditunda pemberlakuannya di Amerika karena pembekuan darah," keluh Adian, ditemui di RSPAD Gatot Soebroto, Rabu (14/4).
Selain ke-6 tokoh di atas, beberapa anggota DPR lainnya juga telah mengikuti proses vaksinasi Vaksin Nusantara ini. Beberapa anggota DPR tersebut Emanuel Melkiades Lakalena, Nihayatul Wafiroh, dan Arzetty Bilbina.
Siti Fadilah
Mantan Menkes Siti Fadilah Supari
menyatakan memberi dukungan kepada Terawan meski Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum memberikan izin kelanjutan uji klinis vaksin Nusantara.
"Saya orang tua yang mempunyai komorbid, saya tahu tidak bisa dengan vaksin yang ada. Nah, ini ada suatu harapan atau kemungkinan bahwa ini lebih personal dan memang harus personal," kata Siti kepada wartawan, Kamis (15/4/2021).
"Kedua, saya ingin menghargai, saya menghargai pendapat scientist ya, pendapat ilmuwan. Makanya saya mendukung penelitian ini. Saya ikut penelitiannya. Ini penelitian. Bukan vaksinasi, tapi penelitian. Saya menghargai pendapat dr Terawan yang saya sudah kenal. Dia seorang researcher. Nah, saya mendukung dengan cara mengikuti penelitian ini. Karena ini baru penelitian," sambungnya.