JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti lonjakan kasus HIV/AIDS yang menyerang remaja atau anak muda. Menurutnya, meningkatnya kasus HIV/AIDS merupakan sinyal bahaya bagi masa depan generasi muda bangsa.
“Fenomena peningkatan kasus HIV/AIDS di kalangan remaja dan anak muda tentunya menjadi keprihatinan kita bersama. Ini harus jadi warning bagi pemangku kebijakan untuk memperbaiki program-program edukasi reproduksi, khususnya untuk melindungi generasi muda kita,” kata Puan, Jumat (23/5/2025).
Adapun peningkatan kasus HIV/AIDS dilaporkan terjadi di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Berdasarkan data terbaru Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Majalengka, total penderita HIV/AIDS menembus di wilayah tersebut tembus hingga di angka 2.000 orang. Sebanyak 822 kasus di antaranya menjerat pelajar dan mahasiswa.
Dengan angka lebih dari 800 anak muda terjangkit di Majalengka, Puan menilai penyebaran HIV/AIDS di kalangan remaja sudah berada di level darurat.
“Ini soal masa depan bangsa yang pelan-pelan terkikis karena kurangnya perlindungan bagi mereka. Anak-anak ini mestinya sedang belajar, bermimpi, tumbuh kuat. Tapi hari ini mereka sedang berjuang bertahan hidup,” tutur perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Puan mengingatkan, Negara punya tanggung jawab menyediakan ruang aman bagi remaja untuk bertanya, belajar, dan mendapatkan informasi yang benar tentang tubuh mereka. Termasuk terhadap risiko kesehatan seksual dan bahaya penyalahgunaan narkoba, yang bisa juga menyebabkan penyebaran HIV/AIDS.
"Edukasi seksual masih dianggap tabu, padahal keterbukaan justru bisa menyelamatkan nyawa. Belum lagi masalah penyalahgunaan narkoba yang juga masih menjadi pekerjaan rumah (PR) di Indonesia,” ungkap Puan.
Puan juga menyebut, Pemerintah tidak bisa lagi hanya mengandalkan imbauan moral semata.
"Anak-anak jadi takut bicara, malu berobat, atau enggan memeriksakan diri. Pemerintah harus berani memutus rantai stigma dan mulai bicara soal pencegahan, bukan hanya larangan. Harus ada pendekatan humanis yang dapat membangun kepercayaan mereka,” sebut Puan.
Cucu Proklamator RI itu menambahkan, diperlukan juga intervensi nyata, sistematis, dan melibatkan lintas kementerian untuk mengatasi persoalan ini mulai dari Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, hingga Kementerian Sosial. Menurut Puan, penanganan lonjakan kasus HIV/AIDS tidak bisa hanya diatasi oleh pemerintah daerah saja, tapi juga perlu dukungan pusat.
“Dibutuhkan komitmen bersama untuk memastikan anak-anak kita bertumbuh dalam lingkungan yang baik. Ini menjadi tanggung jawab bagi Pemerintah, dunia pendidikan, dan komunitas sosial budaya. Tentunya juga dari lingkungan terdekat mereka, yaitu keluarga,” terang mantan Menko PMK tersebut.
Sebagai informasi, Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka meluncurkan inovasi program LAJUR PESAT (Kolaborasi Wujudkan Remaja Peduli HIV/AIDS secara Sistematis) untuk menekan angka kasus HIV/AIDS. Program ini dikolaborasikan dengan sekolah-sekolah hingga Kwarcab Pramuka setempat. Tujuan program tersebut untuk memberikan sosialisasi dan edukasi tentang HIV/AIDS di kalangan pelajar.
Puan mengatakan, perlindungan generasi muda dari penyebaran HIV/AIDS harus dijadikan sebagai agenda nasional. Sebab setiap daerah pasti juga menghadapi tantangan yang sama.
“Kita ingin agar anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa punya jaminan masa depan yang baik. Ini yang harus dipastikan Negara dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan mereka, termasuk perlindungan kesehatan,” papar Puan.
Puan pun mendorong lahirnya program nasional lintas sektor untuk perlindungan kesehatan remaja, seperti skrining rutin di sekolah, pendampingan psikologis, serta layanan konseling yang aman dan tidak menghakimi.
"Kita tidak bisa terus menerus membiarkan anak-anak kita tumbuh dalam kebingungan, ketakutan, dan tanpa perlindungan. Mereka adalah generasi yang akan menggantikan kita. Kalau hari ini kita abai, besok yang kita wariskan hanyalah luka," tutupnya.