Oleh Sahlan Ake pada hari Minggu, 28 Sep 2025 - 16:43:16 WIB
Bagikan Berita ini :

Pidato Prabowo di PBB Dinilai Bawa Pesan Damai

tscom_news_photo_1759052596.jpg
Henry Indraguna (Sumber foto : Istimewa)

JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Pidato Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York pada 23 September 2025 mampu menggetarkan jiwa ratusan Pemimpin Negara yang hadir langsung di Sidang Majelis Umum PBB tersebut dan ditonton jutaan pasang mata masyarakat dunia.

Penasehat Ahli Balitbang DPP Partai Golkar Prof Dr Henry Indraguna, SH, MH menyebut pidato Prabowo selama 19 menit yang disiarkan langsung via YouTube PBB tersebut telah menegaskan bahwa pemimpin negara berkembang yang kini menjadi panglima dari 286 juta penduduk Indonesia ini sarat heroisme dan patriotisme, penuh energi, solidaritas tinggi dan pesan damai bermakna dan compassion yang membumi.

Prof Henry pun mengatakan tidak berlebihan jika sosok Prabowo ini, dia katakan sebagai Little Soekarno karena begitu berani menentang penindasan kedaulatan bangsa, imperialisme dan kolonialisme, mencerabut hak-hak asasi manusia, pemusnahan peradaban sebuah bangsa hingga genosida yang dibekingi hegemoni pengaruh negara adidaya.

Saat itu Bung Karno menentang keras praktik-praktik imperialisme kepada dunia ketiga dengan menginisiasi Gerakan Non-Blok yang dikenang hingga saat dan memberikan spirit perjuangan serta pesan penting bahwa dunia ketiga tidak bisa diberlakukan oleh hegemoni sebuah kekuasaan bangsa dan negara lain atas suku, agama, ras, antar golongan, tanpa inklusivisme.

Prof Henry menilai pidato putra Begawan Ekonomi Prof Soemitro Djojohadikoesoemo ini semakin menegaskan bahwa perdamaian dunia menjadi sangat penting dalam tatanan global di tengah tantangan geopolitik dan ekonomi, bukan pada kepentingan Indonesia semata.

Dalam pidatonya, Prabowo disebut sangat tegas dan lugas bagaimana posisi Indonesia soal Palestina dan Zionis Israel serta menekankan pentingnya internasionalisme.

"Solusi dua negara (two-state solution) yang kembali ditegaskan Presiden Prabowo dalam Sidang Majelis Umum PBB harus segera diterjemahkan ke dalam langkah konkret oleh komunitas internasional," tegas politisi yang juga advokat kondang ini.

“Indonesia mengusung solusi dua negara untuk kemerdekaan Palestina yang didukung oleh berbagai negara yang mengakui Palestina. Namun, deklarasi ini hanya akan menjadi simbol diplomasi tanpa memberikan dampak bagi rakyat Palestina yang hingga kini masih mengalami penjajahan, penindasan, dan genosida apabila tidak ada langkah nyata selanjutnya dari PBB dan dunia Internasional," imbuh Prof Henry.

Prabowo juga disebut menekankan secara elegan bahwa negara-negara tempat umat manusia tinggal harus terus bersatu dan membangun kesetaraan untuk perdamaian dunia.

Prof Henry menyatakan Kepala Negara mampu mengembalikan Indonesia ke panggung global.

"Presiden Prabowo menjadi bintang di podium ruang rapat utama PBB yang begitu jelas dan lugas bahwa Indonesia telah kembali ke panggung multilateral diplomasi. Menjadi kebanggaan seluruh tumpah darah Indonesia, RI 1 tampil di panggung terhormat PBB, setelah kurang lebih selama 10 tahun pemimpin tertinggi Indonesia absen dalam forum Sidang Majelis Umum PBB," ujar Prof Henry kepada suarakarya.id di Jakarta, Jumat (26/9/2025).

Profesor dan Guru Besar Unissula Semarang ini menegaskan pesan penting dari pidato presiden tersebut kepada dunia adalah secara tegas bahwa Indonesia is back in multilateralism diplomacy.

Dengan retorika penuh semangat, kata dia, Prabowo menyuarakan perdamaian, keadilan, dan solidaritas, menempatkan Indonesia sebagai mercusuar harapan bagi Global South. Fokus utama pidato adalah isu Palestina.

"Keadilan adalah fondasi perdamaian. Tanpa pengakuan terhadap negara Palestina, perdamaian di Timur Tengah hanyalah ilusi,” ucap Prof Henry menirukan pidato Presiden yang saat itu disambut tepuk tangan para pemimpin dunia di Sidang Majelis Utama PBB.

Waketum DPP Bapera dan juga Ketua LBH DPP Bapera ini berkata Prabowo juga menawarkan pengakuan Indonesia terhadap Israel jika Palestina diakui penuh, serta bantuan pangan dari hasil swasembada nasional untuk rakyat Gaza dan kesiapan mengirim pasukan perdamaian PBB ke Gaza atau Ukraina.

Prabowo pun mengkritik ketidakadilan global melalui doktrin Thucydides.

“Yang kuat melakukan apa yang mereka bisa, yang lemah menanggung apa yang harus mereka tanggung,” kata Prabowo dalam pidatonya.

Hal itu disampaikan mengacu pada sejarah kolonialisme Indonesia. Maka Presiden Prabowo menolak hukum rimba dalam tata kelola dunia.

“PBB harus menjadi penjaga keadilan, bukan alat kekuasaan,” katanya. Seruan reformasi global yang inklusif dari Prabowo tu disambut standing ovation dari berbagai delegasi.

Datang pujian dari Raja Yordania Abdullah II dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva. Respon publik membanjir. Media global seperti Al Jazeera menyebut pidato ini “berapi-api” dan visioner. Respon di dalam negeri juga sangat positif.

Politisi lintas partai, mulai dari Puan Maharani hingga Fadli Zon, memujinya sebagai kebanggaan nasional.

Manifesto Kemanusiaan

Prof Henry menilai bahwa Prabowo tidak hanya berpidato, tapi menyampaikan manifesto kemanusiaan.

"Doktrin Thucydides dari beliau mencerminkan penolakan terhadap realpolitik yang mengorbankan yang lemah, sejalan dengan prinsip keadilan distributif John Rawls. Seruan untuk Palestina adalah panggilan moral agar dunia melihat keadilan dari balik ‘veil of ignorance’ dan tanpa memihak hegemoni,” jelas Prof Henry.

Secara spesifik Doktor Ilmu Hukum UNS Surakarta dan Universitas Borobudur Jakarta ini memuji salam multireligi Prabowo sebagai cerminan kosmopolitanisme Immanuel Kant.

“Itu bukan sekadar simbol, tapi visi Indonesia yang memosisikan diri untuk menjembatani perpecahan dunia agar tak semakin parah,” jelasnya.

Prof Henry menambahkan bahwa keberhasilan pidato ini bergantung pada aksi nyata.

Mengacu pada etika tanggung jawab Hans Jonas, kata Prof Henry, Presiden RI ke 8 ini menunjukkan Indonesia memiliki tanggung jawab moral untuk generasi mendatang.

"Tapi visi ini harus diwujudkan dengan bantuan konkret ke Palestina dan reformasi domestik yang adil," tegas, Politisi Golkar asal Jateng ini.

Menurutnya pidato ini cermin identitas Indonesia yang berpijak pada kemanusiaan universal, namun tetap berakar pada sejarah dan budaya bangsa.

"Presiden Prabowo telah mengembalikan nama Indonesia di panggung dunia. Kini, dunia menanti langkah konkret Indonesia untuk mewujudkan visi perdamaian dan keadilan yang digaungkan," pungkas Wakil Ketua Dewan Pembina Kongres Advokat Indonesia (KAI).

tag: #prabowo-subianto  
Bagikan Berita ini :
Advertisement
Leap Telkom Digital
advertisement
thejoint
advertisement
HUT R1 2025 AHMAD NAJIB
advertisement
HUT RI 2025 M HEKAL
advertisement
We Stand For Palestinian
advertisement
HUT RI 2025 SOKSI
advertisement