
JAKARTA (TEROPONGSENAYAN) --Universitas Bakrie resmi menggelar Wisuda Pascasarjana dan Sarjana ke-XV di Sasana Kriya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Mengusung tema “Kebersamaan untuk Kemanfaatan Indonesia Maju”, sebanyak 808 lulusan dari program sarjana dan pascasarjana dikukuhkan dalam upacara yang dihadiri tokoh-tokoh nasional dari unsur pemerintahan, industri, dan pendidikan.
Acara wisuda ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Dr. Agus Harimurti Yudhoyono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif periode 2020–2024, Dr. Sandiaga Salahuddin Uno, Kepala LLDIKTI Wilayah III, Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, Rektor Universitas Bakrie, Prof. Sofia W. Alisjahbana, Ketua Yayasan Pendidikan Bakrie, Ibu Ratna Indira Nirwan Bakrie, serta Ketua Umum KADIN Indonesia, Bapak Anindya Bakrie.
Dalam pidato pembukanya, Rektor Universitas Bakrie Prof. Sofia W. Alisjahbana menyampaikan bahwa wisuda bukanlah akhir dari perjalanan akademik, melainkan awal dari kontribusi nyata para lulusan bagi bangsa.
“Wisuda bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari babak baru kehidupan. Bangsa Indonesia menunggu karya-karya dan kontribusi Anda,” tegas Prof. Sofia dalam sambutannya.
Ia juga menekankan pentingnya karakter lulusan yang tidak hanya berorientasi pada kesuksesan personal, tetapi memiliki nilai kemanfaatan bagi masyarakat luas.
“Gunakanlah ilmu yang Saudara peroleh untuk menjawab tantangan zaman dengan integritas, ketulusan, dan niat memberi manfaat. Di mana pun Anda melangkah, jaga nama baik Universitas Bakrie,” tambahnya.
Rektor juga memaparkan sejumlah capaian strategis Universitas Bakrie memasuki usia ke-15 tahun, termasuk Akreditasi Institusi Unggul dari BAN-PT, posisi sebagai Top 5 Perguruan Tinggi Swasta terbaik versi Times Higher Education (THE), serta penguatan ekosistem kampus berbasis industri melalui Komite Industri bersama Kelompok Usaha Bakrie.
Inisiatif ini dirancang untuk memastikan lulusan memiliki kesiapan profesional yang relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
Sementara itu, Ketua Yayasan Pendidikan Bakrie, Ibu Ratna Indira Nirwan Bakrie, menyoroti tantangan ketidakseimbangan pasar tenaga kerja yang saat ini dihadapi generasi muda Indonesia.
Ia menyampaikan bahwa lulusan Universitas Bakrie dipersiapkan bukan hanya secara akademis, tetapi juga melalui pembekalan soft skills, emotional skills, digital skills, dan experiential learning yang terintegrasi dengan industri.
“Kami meyakini lulusan Universitas Bakrie memiliki kompetensi dan daya saing tinggi sehingga dapat mengatasi tantangan ketidakseimbangan pasar kerja. Hari ini bukanlah akhir, melainkan titik awal perjalanan memasuki masyarakat,” ujarnya.
Dalam Orasi Ilmiah, Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Dr. Agus Harimurti Yudhoyono menekankan bahwa generasi Indonesia saat ini hidup di tengah dunia yang penuh peluang sekaligus disrupsi.
Ia menyampaikan bahwa keberhasilan di masa depan tidak ditentukan semata oleh kekuatan fisik maupun keunggulan teknis, tetapi oleh kemampuan beradaptasi di tengah dinamika geopolitik, ekonomi, teknologi, demografi, dan krisis iklim.
“Bangsa yang menang bukanlah yang terkuat, tetapi yang paling adaptif. Karena itu, lulusan Universitas Bakrie harus memiliki BAKRIE Spirit: Berani, Adaptif, Kolaboratif, Responsif, Inovatif, dan Empatik,” ujar beliau dalam sesi orasi yang disambut antusias civitas akademika.
Pesan penguatan daya saing lulusan juga disampaikan oleh Kepala LLDIKTI Wilayah III, Dr. Henri Togar Hasiholan Tambunan, yang menegaskan bahwa gelar akademik bukanlah tujuan akhir pendidikan tinggi.
“Gelar yang Anda terima hari ini adalah validasi, tetapi inovasi adalah output sebenarnya. Jadilah pembelajar sepanjang hayat dan lulusan yang berdampak. Indonesia membutuhkan alumni yang membumi dan membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” ujarnya.
Di sesi Leadership & Innovation Insights, Dr. Sandiaga Salahuddin Uno menyoroti urgensi kesiapan lulusan menghadapi disrupsi ekonomi digital. Berdasarkan data yang ia paparkan, otomatisasi dan AI berpotensi menggeser hingga 23 juta pekerjaan dalam 10 tahun ke depan, namun di saat yang sama ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh hingga USD 360–400 miliar pada 2030.
“Indonesia membutuhkan minimal empat juta lapangan kerja baru setiap tahun. Karena itu, saya mengajak lulusan Universitas Bakrie menjadi generasi pencipta lapangan kerja, bukan hanya pencari kerja,” ungkap Sandiaga Uno.
Ia juga menekankan tiga mindset penting: ketangguhan, kolaborasi, dan kebermanfaatan (impact-driven mindset), serta tiga keterampilan kunci lulusan masa depan: literasi digital dan AI, komunikasi dan storytelling, serta entrepreneurial thinking. Dalam penutupnya, Sandiaga menyampaikan pesan motivatif, “Kesuksesan bukan hanya soal gaji besar, tetapi legacy menciptakan solusi, membuka lapangan kerja, dan memberi dampak bagi sesama.”
Kehadiran Anindya Bakrie selaku Ketua Umum KADIN Indonesia sekaligus representasi sektor industri juga memberikan dimensi penting bagi hubungan dunia usaha dan pendidikan tinggi. Ia mengapresiasi kualitas lulusan Universitas Bakrie yang dibentuk melalui ekosistem kampus yang terhubung erat dengan industri dan prinsip keberlanjutan.
Prosesi wisuda ini juga sekaligus memberikan penghargaan bagi lulusan terbaik akademik dan non-akademik, termasuk sejumlah mahasiswa yang meraih prestasi internasional di bidang komunikasi dan teknologi pangan. Momen ini menegaskan bahwa lulusan Universitas Bakrie memiliki kemampuan bersaing di tingkat nasional maupun global.
Dengan dikukuhkannya 808 lulusan baru, Universitas Bakrie kembali menegaskan komitmennya sebagai industry-embedded university yang menghasilkan talenta unggul, adaptif, dan berintegritas, siap menjadi bagian dari percepatan kemajuan Indonesia.